Tantowi Yahya: Surat SBY Tidak Mendesak Abbott untuk Minta Maaf

Presiden SBY telah membeberkan poin-poin dari surat balasan PM Australia Tony Abbott terkait penyadapan.

oleh Riski Adam diperbarui 27 Nov 2013, 15:49 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 15:49 WIB
jawaban-abbott-131127b.jpg

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima surat balasan dari Perdana Menteri (PM) Australia Tonny Abbott terkait penyadapan yang dilakukan oleh Pemerintah Australia. Akan tetapi, Presiden SBY tak mau membeberkan isi lengkap dari surat balasan tersebut. Presiden ke-6 RI itu hanya menyampaikan bagian inti surat balasan Abbott.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menduga isi surat balasan Abbott itu sama sekali tak menyinggung permintaan maaf terhadap pemerintah Indonesia. Namun hanya menyesali adanya penyadapan tersebut.

"Terlepas apapun isi surat SBY ke Abbot, yang jelas jawaban dari Perdana Menteri (Abbott) sama saja dengan ucapannya selama ini. Hanya menyesali tapi tidak minta maaf sebagaimana keinginan rakyat Indonesia," ujar Tantowi dalam pesan singkatnya di Jakarta, Rabu (27/22/2013).

Tantowi justru menduga, surat yang dikirim Presiden SBY kepada Abbott tidak ada desakan agar Negeri Kanguru untuk minta maaf. Artinya, kata Tantowi, SBY tak menyampaikan aspirasi rakyat agar mendesak Australia minta maaf.

"Saya menduga isi surat SBY memang tidak mendesak Australia untuk minta maaf. Kalau benar demikian, SBY tidak menyampaikan suara rakyat Indonesia. Ini patut disesali," imbuh dia.

Tantowi menjelaskan, Australia harus diberi pelajaran keras dengan dituntut minta maaf kepada Indonesia. Pembinaan kembali hubungan antara Indonesia dengan Australia, menurut dia, hanya menorehkan kesepakatan di atas protokol dan kode etik saja dan tidak akan menjamin apa-apa.

"Apakah dengan adanya protokol tersebut, mereka tidak akan menyadap lagi? Protokol tersebut sama seperti surat nikah antara pasangan suami iteri. Apakah surat tersebut menjamin keduanya tidak akan menyeleweng? Permohonan maaf lah yang membuat jera," jelasnya.

Oleh karena itu, mantan pembawa acara kuis berhadiah 1 miliar ini menganggap persoalan Indonesia dengan Australia belum selesai dengan surat balasan yang isinya tidak ada yang baru tersebut. Bahkan, dengan cara Presiden SBY yang tak berani tegas dengan Australia itu telah menunjukkan bahwa Indonesia lemah dan kecil di mata Pemerintah Australia.

"Saya menganggap aneh kalau pemerintah merasa puas dengan jawaban tersebut dan dengan demikian hubungan bisa dinormalisasi. Jelas sekali, kita kecil, rendah dan tidak signifikan di mata Australia," tandas Tantowi. (Riz/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya