Menlu Marty: Nelson Mandela Sosok Penentang Rasisme

"Dia seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia," ujar Menlu Marty Natalegawa.

oleh Rochmanuddin diperbarui 06 Des 2013, 08:58 WIB
Diterbitkan 06 Des 2013, 08:58 WIB
nelson-mandela130609b.jpg
Meninggalnya mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela tak hanya membawa duka mendalam bagi masyarakat Afrika Selatan, tetapi masyarakat dunia. Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa selain menyampaikan belasungkawa juga turut berduka. Bagi Marty, Mandela adalah tokoh pejuang dunia yang menentang ketidakadilan.

"Dia seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia, khususnya negara berkembang, untuk menentang rasisme, kolonialisme, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya," ujar Marty dalam siaran pers melalui pesan elektroniknya, Jumat (6/12/2013).

Karena itu, Marty dan seluruh masyarakat dunia tentu sangat merasa kehilangan sosok Mandela. Selama ini belum ada sosok yang secara teguh dan prinsipal menentang kebijakan politik apartheid. "Kita semua merasakan duka yang sangat mendalam atas wafatnya seorang tokoh dan pejuang yang secara teguh dan prinsipil menentang kebijakan apartheid yang keji," ujar Marty.

Mandela meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah menjalani perawatan karena infeksi paru-paru selama 3 bulan belakangan. Dalam pernyataan yang disiarkan stasiun TV nasional Afrika Selatan, Presiden Jacob Zuma mengatakan Mandela 'pergi dengan damai'.

"Bangsa kita kehilangan putra terbaiknya," kata Zuma seperti yang dilansir BBC, Jumat 6 Desember.

Sejak keluar dari rumah sakit, kantor kepresidenan Afrika Selatan berulang kali menyebutkan kondisi tokoh peraih Nobel Perdamaian tahun 1993 dan terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan tahun 1994 ini dalam keadaan kritis namun stabil. (Rmn/Yus)

[Baca juga: Nelson Mandela, Dari Masuk Bui Sampai Nobel Perdamaian]



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya