Demokrat: Mau Jadi Presiden Silakan, Jangan Sebar Fitnah di Media

"Jangan fitnah, mau jadi presiden silakan. Demokrat memberikan tempat, fasilitas untuk warga yang ingin jadi presiden," kata Nurhayati.

oleh Riski Adam diperbarui 06 Des 2013, 15:27 WIB
Diterbitkan 06 Des 2013, 15:27 WIB
nurhayati-130523a.jpg
Partai Demokrat merasa disudutkan melalui pemberitaan sejumlah media massa atas dugaan korupsi yang melibatkan orang-orang yang diklaim `dekat`dengan Istana. Kali ini, Demokrat merasa dipojokkan soal pemberitaan Sylviana Sholehah atau Bu Pur dan Bunda Putri yang dekat dengan keluarga cikeas, atau keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jangan fitnah, mau jadi presiden silakan. Demokrat ini terus memberikan tempat, memberikan fasilitas untuk siapa pun warga negara Indonesia yang bermimpi jadi presiden dan ikut dalam konvensi Partai Demokrat," tutur Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Nurhayati pun minta media berimbang dalam memberitakan partainya. Ia juga menyindir bos media yang ingin maju sebagai calon presiden terkesan ingin menjatuhkan lawan politiknya.

Nurhayati yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR mengimbau media massa untuk tidak mengaitkan kasus Hambalang dan Century dengan Presiden SBY termasuk Cikeas. Sebab, tak hanya keluarga SBY saja yang tinggal di Cikeas.

"Tidak ada hubungan antara Hambalang, Century, apalagi SKK Migas dengan sosok Presiden SBY jangan lagi membohongi masyarakat, menghubung-hubungan Cikeas, diartikan seolah-olah di Cikeas hanya berisi Pak SBY. Cikeas hanya tempat tinggal pribadi Presiden RI," tegas dia.

Ia menambahkan mengenai Bunda Putri dan Bu Pur adalah orang yang berbeda. Kedua wanita tersebut tidak ada sama sekali kaitannya dengan keluarga Presiden SBY apalagi disebut sebagai kepala rumah tangga (karumga) Cikeas.

"Hentikan kebohongan publik, berikan pemberitaan yang berimbang, kami melihat dilakukan oleh beberapa media, tidak semua media, kami ingin mengingatkan kembali tentang kode etik jurnalistik," tandas Nurhayati.  (Adi/Ism)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya