Nasdem Desak Boediono Bongkar Kasus Century

Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faisal mendesak Wapres Boediono bertanggung jawab dengan membongkar kasus Bank Century.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 06 Des 2013, 17:13 WIB
Diterbitkan 06 Des 2013, 17:13 WIB
wapres-boediono-131123c.jpg
Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faisal mengkritisi sikap Timwas Century DPR yang memanggil Wakil Presiden Boediono untuk dimintai keterangan terkait kasus Bank Century. Menurutnya, sikap DPR tersebut hanya akan membuat polemik panjang terhadap perjalanan kasus Century yang jalan di tempat.

Akbar mengatakan apa yang diucapkannya bukan karena membela Boediono, tetapi bagaimana Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia yang tahu soal Century harus mengambil tanggung jawab membongkar kasus tersebut.

"Masalahnya apakah KPK berani untuk membongkar kasus tersebut. Kalau sebelum pemilu dia sudah berani bongkar, itu akan sangat bagus sekali," kata Akbar di kantor DPP Nasdem, Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Di sisi lain, Akbar mengaku kecewa terhadap peran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilainya lepas tangan terhadap kasus Century. "Akan lebih bijak jika Presiden yang juga sebagai Ketua Umum Partai Demokrat bisa melakukan kordinasi untuk memberikan penyelesaian kasus Century dengan segera," ucap Akbar.

Lebih jauh Akbar menambahkan, jika polemik Century masih tidak juga menemui titik terang, dirinya menyarankan Presiden untuk mundur. "DPR sekali lagi memperlihatkan kepada kita, terlihat tidak ada upaya yang sistematis. DPR cuma ada unsur ikut-ikutan dengan KPK," pungkas Akbar.

Boediono sendiri menegaskan tidak akan memenuhi panggilan Timwas Century DPR. Alasannya, pemanggilan itu dapat mengganggu jalannya proses penegakan hukum yang kini sedang berlangsung di KPK.

"Pak Boediono berkomitmen membantu KPK menuntaskan masalah Century, dan tidak ingin proses penegakan hukum yang sedang berlangsung terganggu oleh intervensi politik apa pun," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu 4 Desember lalu. (Ado/Ism)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya