Bencana kabut asap yang dipicu pembakaran lahan di Provinsi Riau makin meluas. Hingga Selasa 11 Februari kemarin, kabut asap yang menyelimuti 7 kabupaten-kota belum berkurang.
Bahkan kebakaran lahan di Desa Kemen, Kabupaten Pelalawan, diduga disengaja karena di kawasan itu akan ditanami kelapa sawit.
Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (12/2/2014) memberitakan, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Riau sudah gerah dengan tindakan perusahaan yang terang-terangan membakar lahan tanpa ada sanksi tegas dari pihak terkait.
Mereka pun mendatangi Kantor Konsulat Malaysia di Pekanbaru karena menuding sejumlah perusahaan asal Malaysia terlibat langsung dalam pembakaran.
Pendemo mendesak pihak Malaysia sendiri yang memberi sanksi terhadap warga negaranya yang membakar lahan di negeri orang.
Salah satu perusahaan asal Malaysia yang dituding membakar lahan adalah PT Adei Plantation. Padahal tahun lalu perusahaan ini terlibat membakar sekitar 500 ribu hektar lahan konsesi di Kabupaten Pelalawan.
Kasusnya kini tengah disidangkan di pengadilan Pangkalan Kerinci. Bahkan perusahaan ini juga melakukan aksi yang sama tahun 2003 dan divonis 4 tahun penjara, namun tak pernah menjalani hukuman.
Selain Riau, kabut asap yang cukup tebal mulai menyelimuti Kota Jambi. Munculnya kabut ini cukup mengagetkan karena dalam 2 hari terakhir tidak terpantau adanya titik panas.
Dari pantauan satelit NOAA, Bogor, sebanyak 55 titik panas ditemukan di Riau, 55 titik panas di Sumatera Utara dan 76 titik panas di Nangroe Aceh Darusalam, namun di Jambi tidak ada sama sekali.
Meski terlihat tebal, kabut asap ini belum menganggu penerbangan di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Kuat dugaan kabut asap yang menyelimuti kota Jambi ini berasal dari Riau. (Dan/Eks)
Baca juga:
[VIDEO] Kabut Asap Riau Ganggu Aktivitas Warga
Kasus Pembakaran Hutan Riau, Polisi Tetapkan 3 WNA jadi Tersangka
[VIDEO] Kebakaran Lahan Menggila, Kabut Asap Tutupi Ruas Jalinsum
Bahkan kebakaran lahan di Desa Kemen, Kabupaten Pelalawan, diduga disengaja karena di kawasan itu akan ditanami kelapa sawit.
Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (12/2/2014) memberitakan, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Riau sudah gerah dengan tindakan perusahaan yang terang-terangan membakar lahan tanpa ada sanksi tegas dari pihak terkait.
Mereka pun mendatangi Kantor Konsulat Malaysia di Pekanbaru karena menuding sejumlah perusahaan asal Malaysia terlibat langsung dalam pembakaran.
Pendemo mendesak pihak Malaysia sendiri yang memberi sanksi terhadap warga negaranya yang membakar lahan di negeri orang.
Salah satu perusahaan asal Malaysia yang dituding membakar lahan adalah PT Adei Plantation. Padahal tahun lalu perusahaan ini terlibat membakar sekitar 500 ribu hektar lahan konsesi di Kabupaten Pelalawan.
Kasusnya kini tengah disidangkan di pengadilan Pangkalan Kerinci. Bahkan perusahaan ini juga melakukan aksi yang sama tahun 2003 dan divonis 4 tahun penjara, namun tak pernah menjalani hukuman.
Selain Riau, kabut asap yang cukup tebal mulai menyelimuti Kota Jambi. Munculnya kabut ini cukup mengagetkan karena dalam 2 hari terakhir tidak terpantau adanya titik panas.
Dari pantauan satelit NOAA, Bogor, sebanyak 55 titik panas ditemukan di Riau, 55 titik panas di Sumatera Utara dan 76 titik panas di Nangroe Aceh Darusalam, namun di Jambi tidak ada sama sekali.
Meski terlihat tebal, kabut asap ini belum menganggu penerbangan di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Kuat dugaan kabut asap yang menyelimuti kota Jambi ini berasal dari Riau. (Dan/Eks)
Baca juga:
[VIDEO] Kabut Asap Riau Ganggu Aktivitas Warga
Kasus Pembakaran Hutan Riau, Polisi Tetapkan 3 WNA jadi Tersangka
[VIDEO] Kebakaran Lahan Menggila, Kabut Asap Tutupi Ruas Jalinsum