Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran skutik asal Prancis, Peugeot Django menambah opsi baru di antara skutik premium 150 cc di Indonesia. Dengan desain bergaya retro, Django sangat menggoda penggemar skutik jadul.
Awak Liputan6.com pun berkesempatan mencicipi Peugeot Django dalam sesi test ride yang digelar Garansindo Group selaku agen pemegang merek di pelataran parkir belakang Hall D JIExpo.
Dalam kencan singkat ini, Liputan6.com berusaha mengeksplorasi eksotisme skutik negeri mode tersebut. Memang perlu diakui bahwa kesempatan test ride dua putaran tidak dapat mengetahui seluk beluk terdalam Django, tapi setidaknya bisa mengetahui garis besar keunggulannya.
Advertisement
Berikut ini ulasan singkat tentang Peugeot Django:
Performa
Trek dadakan yang disediakan Garansindo Group di JIExpo Kemayoran memiliki medan yang bervariasi mulai trek lurus, tikungan panjang, hingga trek zigzag untuk menguji performa Django.
Dari sisi performa, Django memiliki power yang terus 'terisi' dari putaran bawah. Menariknya, karakter akselerasi Django naik secara smooth dan tidak meledak-ledak. Torsi Django terus terasa membantu proses akselerasi yang lebih cepat saat keluar tikungan.
Sebaliknya, proses deselerasi juga berlangsung secara perlahan, torsi tetap terjaga dan tidak mudah drop. Django memiliki karakter mesin yang mendukung pengendara yang suka menggantung RPM untuk engine brake atau menggeber tenaga lebih besar.
Next
Handling
Memiliki performa mesin yang mumpuni, sayangnya Peugeot Django memiliki handling yang kurang oke.
Saat melintasi jalur zigzag, handling si Django tidak lincah, bahkan cenderung kaku. Hal serupa juga dirasakan saat Liputan6.com menunggangi Django melintasi tikungan dengan sudut yang cukup tajam serta trek berbentuk angka 8.
Untuk menyiasatinya, saat menikung terpaksa harus mengambil haluan yang cukup jauh agar skutik ini dapat dibelokkan. Saat dipaksa berbelok patah, kestabilan Django pun goyah.
Namun begitu, kekurangan pada handling ditutupi dengan baik di sisi pengereman. Django telah didukung peranti double disc brake yang mumpuni.
Performa pengereman pada Django cukup pakem. Selain itu, skutik ini masih dapat dikontrol dengan baik sekalipun dalam kondisi sedang direm walau tidak didukung peranti ABS.
Advertisement
Next
Ergonomika
Peugeot Django memiliki ergonomika kursi yang cukup nyaman dan empuk. Selain itu posisi duduk pada skutik yang diproduksi di Tiongkok ini agak merunduk, hampir mirip seperti skutik Jepang.
Kekurangan dalam sisi ergonomika Django terletak pada jok yang cukup tinggi. Liputan6.com dengan postur setinggi 174 cm pun harus sedikit jinjit, telapak kaki tidak seluruhnya menginjak tanah. Tampaknya, desain jok pada Django didesain untuk orang-orang Eropa dengan postur tinggi besar.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Peugeot Django dapat dikatakan nyaman untuk perjalanan jarak menengah dan jauh dengan kondisi lalu lintas yang cukup lengang. Terlebih, karakter suspensi yang lembut membuat si pengendara bakal betah berlama-lama menunggangi si Django.
Beda saat lalu lintas stop and go, posisi kaki jinjit perlu kemahiran tersendiri. Selain itu, dengan handling yang kurang lincah, skutik ini terasa kurang nyaman dikendarai.
(ysp/sts)