Liputan6.com, Jakarta - Secara volume penjualan, PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) selaku Agen Pemegang Merek (APM) Hyundai di Indonesia lebih rendah dibanding Ford Motor Indonesia (FMI) yang gulung tikar.
Lantas, bagaimana strategi Hyundai agar tidak bernasib sama dengan Ford, atau lebih spesifik, apa strategi yang mereka lakukan tahun lalu sehingga bisa bertahan, dengan penjualan yang relatif kecil?
Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT HMI, mengatakan bahwa sepanjang 2015, mereka melakukan efisiensi besar-besaran, terutama dalam pos pengeluaran.
Baca Juga
"Untuk melewati 2015, kami melakukan efisiensi besar-besaran, misalnya spending. Tapi tidak memotong man power," ujarnya, di sela peluncuran SUV terbaru mereka, new Santa Fe 2016 di Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Ia mencontohkan efisiensi tersebut. Misalnya jika biasanya mereka melakukan pameran tujuh kali, maka dikurangi hanya menjadi lima, serta pengurangan tenaga kerja sebanyak 15 persen dari total 900 pekerja.
Menurut Mukiat, dengan strategi tersebut, Hyundai Indonesia mampu menjaga volume penjualan dengan ongkos yang dikeluarkan.
Untuk diketahui, tahun lalu Hyundai retail kendaraan sebesar 1.634 unit. Sebagai perbandingan, Ford yang tutup berhasil menjual 6.066 unit mobil.
Secara wholesales, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Seluruh Indonesia (Gaikindo), pada 2015 lalu penjualan mobil mencapai angka 1.013.291 unit, turun 16 persen dibanding 2014 yang mencapai angka 1.208.019 unit.