Perkembangan Teknologi Mesin Diesel

Mesin Diesel terus berkembang, sejurus dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi.

oleh Rio Apinino diperbarui 11 Feb 2017, 14:07 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 14:07 WIB
Ford Ungkap Mesin Diesel Baru, Lebih Irit dan Hijau
Diesel 2.0 liter EcoBlue disebut sebagai `game changer` dalam hal efisiensi, konsumsi bahan bakar, dan tenaga.

Liputan6.com, Jakarta - Mesin Diesel punya sejarah yang panjang. Ia ditemukan oleh seorang Jerman bernama Rudolf Christian Karl Diesel, pada 1892. Pada 1900, temuannya ini dipamerkan. Sejak saat itu ia semakin terkenal sebagai seorang penemu.

Sebagaimana temuan-temuan pada umumnya, mesin Diesel di penghujung abad ke 20 itu terus diperbarui oleh ilmuan-ilmuan lain. Melompat cukup jauh, pengembangan mesin Diesel semakin masif pasca regulasi Euro Emission diberlakukan mulai 1993 di Eropa.

Saat ini mesin Diesel sudah cukup beragam, yang dibedakan berdasarkan tahap kerjanya. Namun demikian prinsip umumnya tetap sama. Mesin Diesel menerapkan prinsip terbakar-sendiri (auto-ignotion). Pada mesin ini, ledakan terjadi karena suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Tidak ada busi seperti mesin bensin.

Dewasa ini setidaknya ada beberapa teknologi terkini yang membuat mesin Diesel semakin layak untuk digunakan. Diolah dari berbagai sumber, berikut ulasannya:

Common Rail Direct Injection

Komponen utama dari common rail ini adalah sebuah pompa/injektor bahan bakar bertekanan tinggi. Posisinya ada di silinder head, tepat di atas piston. Jika pada injektor biasa bahan bakar langsung disemprot, maka pada injektor common rail bahan bakar akan dikumpulkan terlebih dulu di fuel rail atau rel bahan bakar.

Pengumpulan bahan bakar dilakukan agar injektor mampu menyemburkannya dengan tekanan lebih tinggi. Sebagai pembanding, pada teknologi direct injection, injektor dapat memberikan tekanan 300 bar, namun pada teknologi ini bisa mencapai 1.000 bar. Cara kerja ini membuat mesin Disel lebih bertenaga.

Singkat cerita, pada 2012, common rail generasi ketiga muncul. Perbedaan dengan generasi sebelumnya adalah tekanan yang diberikan injektor bisa mencapai 1.800 bar. Teknologi ini juga menggunakan piezoelectric injectors sehingga semprotan lebih akurat.

Teknologi common rail diadopsi banyak pabrikan dengan nama yang berbeda-beda, meski prinsipnya sama. Toyota misalnya, menggunakan istilah D-4D, sementara Hyundai lebih menggunakan istilah CRDi, lalu Chevrolet pakai nama HDI.

Turbocharged

Salah satu keluhan klasik yang diungkapkan para pemilik mobil Diesel adalah bahwa ia loyo, meski torsi biasanya lebih besar walaupun di putaran lebih rendah. Namun anggapan ini semakin terkikis dengan adanya teknologi turbocharged.

Mesin Diesel yang tersemat turbocharged disebut "turbodiesel". Sederhananya, turbocharged adalah sistem induksi "paksa" yang mengkompres udara yang akan mengalir ke dalam ruang bakar. Alat ini membuat lebih banyak udara yang akan tercampur dengan bahan bakar, dan pada akhirnya akan meningkatkan performa kendaraan.

Menariknya, teknologi turbo sendiri terus berkembang. Dewasa ini ada yang disebut dengan turbo variabel, pengembangan lebih lanjut dari turbo fixed. Pada turbo baru ini, bilah turbin bisa berubah sesuai putaran mesin, sehingga output-nya bisa lebih besar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya