3 Manfaat Pakai Turbocharger

Ada tiga manfaat jika mobil menggunakan mesin turbocharger. Salah satunya irit bahan bakar.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 29 Mar 2017, 20:07 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 20:07 WIB
Turbo
Turbocharge (Garret Turbo)

Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dipungkiri sejumlah pabrikan otomotif di dunia menyuguhkan mobil-mobil terbaru dengan menyematkan mesin dengan turbocharger. Tidak hanya mesin bensin, mobil berbahan bakar solar juga telah banyak memanfaatkan turbocharger.

Menurut Director of Corporate Strategy & Marketing Honeywell Indonesia (distributor turbocharger) Dharma Simorangkir, setidakanya ada tiga manfaat jika mobil menggunakan mesin dengan turbocharger.

Pertama, menghasilkan kendaraan-kendaraan jadi lebih irit.

“Unutk Diesel fuel efficiency bisa mencapai 40 persen, dan gasoline bisa 20 persen,” ungkap Dharma saat ditemui Liputan6.com, di acara Indonesia International Auto Parts, Accesories & Equip Exhibition (INAPA) 2017 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/3/2017).

Mesin turbo, kata Dharma, telah digunakan disejumlah negara maju, seperti di Eropa.

Penggunaan mesin turbo sangat dianjurkan, mengingat standar efisiensi di benua Biru mencapai 23 km/ liter. Bahkan di China, standar efisiensinya tembus 21 km/liter.

Manfaat kedua, lanjut Dharma, emisi gas buang mobil bermesin turbo jauh lebih sedikit.

Dharma mencontohkan, jika ada regulasi emisi gas buang sebesar 125 gram CO/km, maka dengan menggunakan turbocharger hasilnya akan lebih kecil, yaitu 85 gram CO/km.

Sedangkan manfaat penggunaan mesin turbo ketiga, secara basic, performa mesin akan lebih meningkat, meskipun hanya mengusung mesin berkapasitas kecil.

Dharma menuturkan, jika di Indonesia menerapkan mesin turbo pada industri otomotif, maka hal itu akan menambah persaingan pasar Indonesia di luar negeri lebih kompetitif.

“Sekarang di ASEAN nomor satu itu (industri otomotif) Thailand. Itu karena Thailand bukan hanya membuat kendaraan biasa, tapi juga kendaraan yang fuel efficiencyi (baik),”ujarnya.

“Jadi bagaimana Indonesia bisa membalap Thailand, kalau industri otomotif saja kita tidak punya fuel efficiency (yang baik). Supaya dapat dieskpor keluar negeri, maka standar fuel efisiennya juga harus bisa diterima di luar negeri,” tutupnya.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya