Touring ke Pegunungan, Pahami Altitude Sickness

Kegiatan touring bagi sebagian pecinta motor adalah aktivitas yang sangat menarik. Selain memacu adrenalin dengan medan yang tak selamanya mulus, pemandangan baru yang memanjakan mata juga seringkali dapat ditemui selama perjalanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2019, 19:02 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 19:02 WIB
FOTO: Gantengnya Ariel Noah Saat Mengendarai Motor Gede
Tak sampai disitu saja, kesukaan Ariel terhadap motor pun bisa diacungi jempol. Dirinya suka mengikuti berbagai macam touring ke berbagai kota. Menunggangi motor gede buat Ariel jadi sosok lelaki macho. (Liputan6.com/IG/@ariel_inst)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan touring bagi sebagian pecinta motor adalah aktivitas yang sangat menarik. Selain memacu adrenalin dengan medan yang tak selamanya mulus, pemandangan baru yang memanjakan mata juga seringkali ditemui selama perjalanan.

Daerah gunung atau perbukitan seringkali menjadi medan yang menarik karena cuaca yang sejuk dan rute yang menantang. Namun, bagi pengendara yang ingin melakukan perjalanan ke kawasan pegunungan harus mewaspadai penyakit altitude sickness.

Altitude sickness adalah kondisi kadar oksigen minim di wilayah tinggi seperti pegunungan, biasanya dimulai di ketinggian 3.000-4.000 mdpl. Akibatnya, tubuh yang tidak terbiasa akan bekerja lebih untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Penyakit ini ditandai dengan kondisi sakit kepala, pusing, kelelahan, linglung, hingga tidak sadarkan diri.

Menurut Wisnu Guntoro, jurnalis senior yang menjadi kepala tim Himalayan Ridge, terdapat beberapa tips untuk mengurangi dampak penyakit ini pada pengendara.

"Cara termudah sebenarnya adalah turun ke ketinggian rendah. Namun untuk perjalanan seperti ke Himalaya mencari titik terendah tentu bukan hal yang mudah jadi caranya adalah diam dan perbanyak bernafas," ucap Wisnu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Butuh Oksigen

Mengurangi pergerakan merupakan hal yang penting. Bergerak membutuhkan oksigen dalam darah sehingga dengan mengurangi atau memperlambat gerakan dapat mengurangi kebutuhan oksigen.

Selain itu, Wisnu mengatakan pengendara harus menyadari bahwa gejala yang terjadi bukan sekedar kurang tidur atau kelelahan namun merupakan altitude sickness.

"Diam saja, double perbanyak nafas. Saat pusing dua kali, tiga kali nafas agar paru-paru memompa lebih kencang dengan harapan oksigen yang masuk lebih banyak lagi," pungkasnya.

Himalayan Ridge merupakan kegiatan touring di pegunungan Himalaya yang turut diikuti oleh pasangan Darius Sinathrya dan Donna Agnesia. Dalam perjalanan ini, tim Himalayan Ridge berhasil mencapai jalan raya tertinggi di dunia setinggi 5.359 meter di atas permukaan laut di Khardung La Gompa, Leh Ladakh, Jammu, dan Kashmir, India.

Penulis: Khema Aryaputra

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya