Toyota Tawarkan Paket Performance untuk GR Yaris, Dapat Suntikkan Tenaga Baru

Meski terlahir sebagai hatchback dengan status performa tinggi, namun Toyota di Jepang menawarkan kepada konsumen untuk mendapatkan paket performa ekstra.

oleh Fahmi Rizki diperbarui 27 Agu 2022, 14:06 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 14:06 WIB
Toyota GR Yaris
Toyota GR Yaris (Toyota)

Liputan6.com, Jakarta - Toyota GR Yaris sudah terlahir sebagai hatchback dengan status performa tinggi. Namun Toyota di Jepang tetap menawarkan kepada konsumen untuk mendapatkan paket performa ekstra.

Paket ini dihadirkan untuk mengakomodir keinginan konsumen yang mau mobilnya memiliki torsi lebih besar. Mengutip laman Drive Australia, mereka menjelaskan bahwa akan ada peningkatan torsi pada ruang mesin Toyota GR Yaris sekitar 20 Nm yang dimasukkan ke dalam mesin tiga silinder 1.6 liter turbocharged.

Program ini disebut sebagai "GR Yaris Performance Software 2.0'. Pabrikan akan melakukan remap ECU untuk meningkatkan torsi dari yang semula sekitar 370 Nm menjadi 390 Nm.

Bagi pelanggan GR Yaris di Jepang mereka bisa secara langsung datang ke bengkel resmi untuk memberikan suntikkan tenaga baru agar mobil tersebut menjadi lebih beringas. Peningkatan torsi tersebut, kabarnya akan sama seperti GR Yaris Morizo Edition yang secara khusus dirilis untuk pasar Jepang secara terbatas.

Meski secara resmi mereka telah mengumumkan program ini, namun tidak semua konsumen di belahan dunia lainnya bisa mendapatkannya.

Sebagai contoh, di Australia mereka tidak menawarkan paket ini kepada konsumen Toyota GR Yaris. Alasannya, untuk pasar tersebut paket yang ditawarkan bukan untuk sektor memaksimalkan torsi, tetapi lebih ke tampilan.

Masih Standar Euro4, Kendaraan dari Indonesia Terancam Ditolak Negara Tujuan Ekspor

Pemerintah Berencana Memacu Aturan Ekspor Industri Otomotif
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ekspor kendaraan dari Indonesia kini tengah digenjot oleh pemerintah. Bahkan, pada 2025, target pengiriman mobil secara utuh dari dalam negeri ditargetkan mencapai 1 juta unit.

Namun, kenyataannya berbanding terbalik, karena ada indikasi produksi mobil dari Indonesia ditolak oleh negara tujuan ekspor. Pasalnya, mobil buatan Indonesia masih menerapkan standar emisi Euro4, sedangkan di negara tujuan sudah menerapkan standar emisi yang lebih tinggi, seperti Euro5 bahkan Euro6.

Dijelaskan Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), saat ini Indonesia baru mengejar untuk mempersiapkan produk Euro4. Tapi, negara lain justru sudah mengadopsi standar yang lebih tinggi.

"Vietnam tahun 2022 standarnya Euro5, dan otomatis kita tidak bisa ekspor kendaraan bermotor standar Euro4," ujar pria yang akrab disapa Puput, saat konferensi pers Membangun Daya Saing dengan Standar Emisi untuk Percepatan Kendaraan Rendah Emisi, secara virtual, Kamis (25/8/2022).

Lanjut Puput, negara lain banyak yang sudah menerapkan standar emisi Euro6, dan hal tersebut tidak berhubungan dengan isu lingkungan saja. Lebih jauh, ada juga yang berhubungan dengan persaingan dagang.

"Standar Euro kita terlambat untuk kita adopsi. Konsekuensinya, tidak hanya soal lingkungan, tapi juga persaingan dagang. Banyak negara di dunia melakukan strategi menggunakan standar emisi sebagai hambatan perdagangan baru dengan menggunakan isu lingkungan,” tambah Puput.

Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal

Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal
Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya