Liputan6.com, Jakarta - Pencapaian Tesla sepanjang 2022 terbilang cukup bagus, meskipun pada tahun tersebut tantangan di industri otomotif cukup berat. Krisis chip semikonduktor, kelangkaan komponen, hingga lockdown akibat Covid-19 tidak menjadikan pabrikan milik Elon Musk ini mencatatkan hasil yang buruk.
Disitat dari Insideevs, sepanjang 2022, Tesla mampu memproduksi sebanyak 1.369.611 mobil listrik atau naik 47 persen secara tahunan. Sedangkan penjualan, mampu mencatatkan angka sebesar 1.313.851 unit atau naik 40 persen secara tahunan.
Kedua angka produksi dan penjualan ini, sekaligus menjadi rekor tahunan dari pabrikan asal Amerika Serikat tersebut. Meskipun, tingkat pertumbuhannya sendiri lebih rendah dari target 50 persen rata-rata tahunan.
Advertisement
Pencapaian Tesla ini, masih didukung oleh berbagai produk andalannya, seperti Model 3, Model Y, Model S, dan Model Y.
Untuk produksi dan pengiriman Model 3 dan Model Y mencapai rekor tertinggi pada 2022, mencapai 1 juta unit lebih atau tepatnya 1.298.434 unit untuk produksi dan 1.247.146 unit untuk penjualan.
Angka tersebut, merupakan level tertinggi dari keseluruhan segmen battery electric vehicle (BEV).
Sementara itu, untuk Model S dan Model Y juga mencatatkan hasil yang cukup baik, terlebih untuk segmen kendaraan premium. Angkanya, sebanyak 71.177 unit untuk produksi dan 66.795 unit untuk penjualan kedua mobil listrik tersebut.
Awali 2023, Tesla Berikan Insentif untuk Dongkrak Penjualan di Cina
Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla mengawali 2023 dengan menawarkan insentif guna meningkatkan penjualan di Cina. Pabrikan Negeri paman Sam ini mengumumkan skema subsidi baru untuk Model 3 dan Model Y.
Disitat dari Hindustan Times, dua mobil listrik Tesla ini mendapatkan insentif khusus hingga US$1.450 jika pembeli menerima pengiriman sebelum 28 Februari 2023.
Melalui situs resminya, Tesla memperpanjang subsidi sebesar 6.000 yuan di Cina, yang mulai ditawarkan pada awal Desember 2022, serta subsidi 4.000 yuan lainnya untuk pembelian asuransia Tesla, yang pertama kali ditawarkan pada November tahun lalu.
Insentif baru yang ditawarkan Tesla ini, di tengah dikhawatirkan dengan permintaan yang merosot di Cina.Â
Selain itu, perusahaan milik Elon Musk ini juga telah mengalami penurunan permintaan dan penjualan yang menyebabkan anjloknya saham Tesla sebesar 37 persen pada Desember lalu.
China sendiri bukanlah satu-satunya pasar yang menjadi target insentif oleh Tesla.
Di Amerika Serikat, Tesla menawarkan diskon khusus untuk menutup akhir tahun dengan memperkenalkan penawaran 7.500 dolar AS untuk Model 3 dan Model Y, kemudian memperpanjang penawaran ke Model S dan Model X yang lebih mahal.
Advertisement