Miliki Daya Jelajah Super, Toyota Hilux Hidrogen Pinjam Teknologi Mirai

Dalam perkembangan terbaru, kabar prototipe Toyota Hilux hidrogen alias FCEV kini lebih jelas soal masalah powertrainnya. Dengan meminjam teknologi Mirai, Toyota janjikan Hilux FCEV miliki nilai saing dengan pikap listrik yang berat.

oleh Khizbulloh Huda diperbarui 10 Jun 2024, 12:04 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2024, 12:04 WIB
Toyota Hilux
Toyota uji coba Hilux Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) d Thailand.

Liputan6.com, Jakarta - Toyota terus berlanjut menggarap pikap Hilux bertenaga hidrogen (FCEV/Fuel Cell Electric Vehicle), dan kini telah meresmikan tahap demonstrasi proyek dengan menelurkan 10 prototipe di tanah Inggris. Tahap ini akan mengevaluasi keefektifan sel bahan bakar hidrogen dalam sebuah pikap.

Berjalan menuju produksi, disitat dari Carscoops, informasi powertrain-nya kini lebih jelas. Itu akan dipinjamkan dari teknologi Toyota Mirai, pemrakarsa mobil hidrogen dari Toyota, yang akan memungkinkan Hilux menaklukan jarak hingga 600 km antara pengisian, dengan emisi knalpot nihil.

Perkembangan terbaru Toyota Hilux Fuel Cell ini adalah kemajuan setelah satu setengah tahun sejak pengumumannya pada Desember 2022. Kemudian berlanjut pada penampilan prototipe perdana yang unjuk gigi di September tahun lalu.

Meski pikap hidrogen ini terlihat identik dengan saudaranya yang berbahan bakar fosil, namun di balik keanggunannya, semuanya berubah secara drastis. Mesin diesel kuno telah dibuang untuk digantikan dengan powertrain yang lebih bersih.

Tiga tangki hidrogen bertekanan tinggi yang terintegrasi dalam struktur ladder frame menjadi salah satu poin utama dengan total kapasitas mencapai 7,8 kg.

Di bawah kap mesinnya, terdapat tumpukan sel bahan bakar elektrolit polimer sebanyak 330 sel yang menghasilkan energi, yang kemudian akan disimpan dalam baterai Li-ion yang diposisikan di belakang pikap.

Menemani baterainya di belakang, terbenam pula satu motor listrik berkekuatan 180 tenaga kuda yang menggerakkan roda belakang dengan torsi sebesar 300 Nm.

Toyota memastikan keunggulan powertrain ringan dari sistem hidrogen ini memungkinkan Hilux FCEV untuk mengangkut beban lebih berat dan menarik kapasitas lebih besar dibanding truk listrik yang kelebihan bobot akibat baterainya, sambil tetap menawarkan jangkauan yang luar biasa.

Rencana Besar Toyota Dalam Pengembangan Mobil Hidrogen

Toyota sendiri tengah menggali lebih dalam potensi teknologi sel bahan bakar alias hidrogen yang dapat disesuaikan dengan berbagai jenis kendaraan, bersama dengan pengembangan berbagai bentuk tangki hidrogen.

Generasi baru teknologi sel bahan bakar Toyota, yang sedang dalam tahap pengembangan, dijadwalkan akan menghiasi model-model produksinya mulai tahun 2026 atau 2027. 

Dengan generasi baru ini, Toyota memperkirakan akan memberikan peningkatan jangkauan hingga 20 persen dan mengurangi biaya produksi hingga sepertiga, berkat kemajuan teknologi dan skala produksi yang diperbesar.

Dengan rencana besar ini, produsen otomotif terbesar di dunia berdasarkan volume tersebut optimistis bahwa di akhir dekade, pada 2030, Eropa akan menjadi salah satu pangsa pasar terbesar untuk kendaraan sel bahan bakar hidrogen.

Kembali soal Hilux FCEV, 10 prototipe yang ada kini, setengahnya akan berbagi peran dalam uji lapangan, dan sisa lainnya akan memeragakan diri pada media dan menjadi sorotan pada event besar Olimpiade dan Paralimpiade 2024 di Paris dari Juli hingga September mendatang.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya