Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puti Guntur Soekarno optimistis dukungan perempuan terhadap pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) akan tinggi. Sebab, ia menilai kebijakan kedua petahana tersebut telah mengakomodasi kepentingan perempuan dan anak.
"Saya rasa akan tinggi. Kebijakan Ahok-Djarot jelas terlihat, Jakarta dibangun layak untuk perempuan dan ada ruang terbuka untuk anak. Juga ditambah adanya Kartu Indonesia Pintar," ucap Puti saat di Jakarta, pada Minggu, 23 Oktober 2016.
Menurut anggota Komisi X DPR itu, kehadiran relawan-relawan pendukung Ahok-Djarot, khususnya relawan Badja Darma yang berisi para ibu-ibu dari lintas agama, golongan, suku di Jakarta ini, diharapkan menjadi amunisi dengan menargetkan dukungan suara dari pemilih perempuan.
Puti mengomentari relawan Badja Darma, yakni relawan perempuan pendukung Jokowi saat Pilpres 2014. Mereka mendeklarasikan diri mendukung Ahok-Djarot pada Minggu, 23 Oktober 2016, untuk Pilkada DKI Jakarta 2017.
Advertisement
Baca Juga
"Badja Darma ini akan memberikan dukungan dan blusukan untuk mencerdaskan ibu-ibu. Ketika cerdas, mereka akan memilih Ahok-Djarot. Kita berjuang menjadi penyambung lidah Ahok-Djarot," ujar dia.
Puti juga optimistis pasangan Ahok-Djarot akan dapat mengungguli dua pasangan lainnya. Bahkan, survei elektabilitas yang dilakukan beberapa lembaga survei pun masih menempatkan pasangan Ahok-Djarot sebagai pemenang.
Disinggung isu yang tengah berkembang sekarang, Puti memastikan tidak akan berpengaruh. Sebab masyarakat sudah cerdas, sehingga tidak terpengaruh dengan isu-isu negatif.
Yang menjadi penilaian positif Puti terhadap Ahok adalah sikap spontan Ahok dan tidak suka basa-basi. Bahkan, karakter Ahok yang tegas memang telah menjadi bagian dari sifatnya tersebut. Meski sambil bergurau, ia meminta Ahok untuk lebih kalem dan mengayomi, seperti yang dilakukannya pada deklarasi relawan ibu-ibu Badja Dharma, Minggu siang, 23 Oktober 2016.
"Kalau Djarot, ia orang Jawa Timur ternyata mempunyai sifat yang tenang. Ini pasangan yang dibutuhkan. Saling mengisi," politikus PDIP itu memungkasi.