PKB: Cak Imin Cocok Dipasangkan dengan Jokowi atau Prabowo

Dia mengatakan, Jokowi nanti akan merasa kesulitan untuk mengantisipasi isu populisme Islam jika tidak menggandeng Cak Imin sebagai calon wakil presiden.

oleh Ika Defianti diperbarui 07 Mar 2018, 06:33 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2018, 06:33 WIB
Pertemuan Jokowi-Muhaimin
Presiden Jokowi bertemu Muhaimin Iskandar di Istana Negara

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Eddy menyebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin pantas disandingkan dengan Joko Widodo atau Jokowi di tengah populisme Islam ataupun di tengah mengentalnya politik aliran.

Dia mengatakan, Jokowi nanti merasa kesulitan untuk mengantisipasi isu populisme Islam jika tidak menggandeng Cak Imin sebagai calon Wakil Presiden.

"Menurut saya penting Jokowi menggandeng Cak Imin, kalau enggak seperti itu maka Pak Jokowi tidak bisa menjawab persoalan populisme Islam tadi," kata Lukman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018).

Dia menyebut sosok Cak Imin juga cocok bila disandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Namun, Lukman meyakini Cak Imin memiliki basis massa yang banyak, sehingga memiliki peluang untuk menang di Pilpres 2019. Kata dia, hal itu sekaligus untuk mengantisipasi bila isu-isu populisme Islam menyeruak saat kampanye nanti.

"Karena tanpa Prabowo merekrut tokoh dengan basis massa yang besar, berat untuk memenangkan Pilpres," papar dia.

Kendati begitu, hingga saat ini PKB belum menentukan sikap untuk berkoalisi dengan partai pengusung Jokowi ataupun membentuk poros baru.

"Kalau kita dorong untuk Cak Imin buka komunikasi dengan semua pihak, kami sebagai kader siap mendorong. Belum ada cenderung-cenderung," jelas Lukman.

Tiga Calon Cawapres

Jokowi
Presiden Jokowi berbincang dengan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar saat menghadiri peresmian Stasiun Bandara Soekarno-Hatta (2/1). Jokowi terlihat mengenakan kaus lengan panjang warna merah dan sepatu olahraga. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Kepresidenan)

Sebelumnya, pendiri dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyatakan, terdapat tiga sosok potensial yang muncul sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2019. Salah satunya putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Hasanuddin mengatakan, persentase dari AHY sebesar 17,2 persen mengalahkan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Jusuf Kalla hingga Anies Baswedan.

"Jika responden ditanya tentang sosok cawapres potensial, AHY menempati urutan pertama," kata Hasanuddin di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2018).

Selain itu, kata dia, AHY juga dianggap sebagai tokoh muda yang layak menjadi cawapres di Pilpres 2019 dengan perolehan 25,7 persen yang mengalahkan sosok Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

Adapun, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dianggap sebagai tokoh Islam yang layak menjadi cawapres dengan perolehan 21,7 persen.

Tak hanya itu, menurut dia, Cak Imin juga memuncaki posisi sebagai tokoh santri Indonesia dengan latar belakang Nahdlatul Ulama atau NU yang layak menjadi cawapres di Pilpres 2019.

Survei yang dilakukan secara tatap muka ini dilakukan pada 17 Januari-7 Februari 2018 dengan margin of error sebesar 2 persen dan melibatkan sebanyak 2.203 responden.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya