Liputan6.com, Jakarta - DPR RI menilai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di 270 daerah berhasil secara kuantitatif dengan mendasarkan pada partisipasi pemilih yang mencapai 76%. Hal tersebut untuk memastikan perhelatan ini sesuai mutu demokrasi yang diharapkan.
"Secara kuantitatif, dengan tingkat partisipasi masyarakat di pilkada kali ini yang mencapai 76%, itu sangat baik. KPU dan pemerintah berhasil menggelar pilkada ini," kata Anggota Komisi II DPR Aminurokhman kepada media.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua KPU Arief Rahman menyampaikan bahwa partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020 ini mencapai 76,13 % per tanggal 17 Desember, yang berarti lebih tinggi dari partipasi pemilih pada Pilkada 2015 yaitu 68,82%.
Advertisement
Menurut dia, perhelatan pilkada yang digelar di tengah pandemi sangat sulit diprediksi dapat menyedot partisipasi sesuai yang ditargetkan KPU 75,5%. Namun target itu dapat tercapai berkat kerja sama semua pihak yaitu KPU, Bawaslu, Kemendagri, Pemda, termasuk TNI-Polri serta mampu meyakinkan keamanan dari Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan.
Meski demikian, ia mengatakan pilkada di 270 daerah ini perlu dievaluasi khususnya mengenai kualitasnya. DPR ingin memastikan kepala daerah yang terpilih punya legitimasi atau sesuai dengan kehendak rakyat.
"Untuk itu usai reses kita akan melakukan evaluasi dengan KPU, Bawaslu dan pihak terkait," pungkasnya.
Sebelumnya, survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tingkat partisipasi warga dalam pilkada di saat pandemi Covid-19 lebih tinggi dari yang diperkirakan. Sekitar 76% warga yang tinggal di daerah pilkada ikut memilih pada 9 Desember 2020 atau lebih tinggi dari pilkada tanpa pandemi lima tahun lalu (69%).
Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan survei nasional ini dilakukan dengan metode wawancara per telepon terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak (random) pada 9-12 Desember 2020. Margin of error survei diperkirakan +/-2.9%.
Menurut Saidiman, partisipasi yang tinggi dalam pilkada ini konsisten dengan hasil survei sebelumnya yang menunjukkan bahwa publik tetap ingin punya kepala daerah yang mereka pilih secara langsung meski ada covid-19.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kota dan Perdesaan
Terungkap pula bahwa tingkat partisiapsi warga desa lebih tinggi daripada warga kota. Di desa, 80% warga mengikuti pilkada, sementara hanya 71% warga perkotaan yang melakukannya.
Bila dilihat tingkat pendidikan, kalangan yang paling rendah tingkat partisipasinya adalah lulusan perguruan tinggi. Hanya sekitar 54% warga berpendidikan tinggi ikut memilih, sementara 88% warga berpendidikan SMP dan 85% warga berpendidikan SMA ikut memilih.
Perbedaan antara kelompok umur tidak terlalu mencolok. Tingkat partisipasi paling rendah ditemukan di kalangan mereka yang berusia di bawah 25 tahun (70%), dan yang tertinggi adalah kelompok usia 41-55 tahun (79%).
Faktor yang mempengaruhi secara signifikan adalah kekhawatiran tertular Covid-19. Partisipasi dalam pilkada di kalangan yang mengaku sangat khawatir tertular virus Corona hanyalah 66%, sementara partisipasi di kalangan yang kurang/tidak khawatir mencapai 87%.
Advertisement