Silahturahmi Prabowo dengan Para Tokoh, Disebut Bisa Jadi Momen Rekonsiliasi

Momen Idul Fitri dimanfaatkan Ketua Umum Partai Gerindra dan presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto sowan ke sejumlah elite politik.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Apr 2024, 23:05 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 23:03 WIB
Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang juga merupakan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto mengunjungi kediaman Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2024).
Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang juga merupakan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto mengunjungi kediaman Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/2024). (Foto: Tim Media Prabowo).

Liputan6.com, Jakarta Momen Idul Fitri dimanfaatkan Ketua Umum Partai Gerindra dan presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto sowan ke sejumlah elite politik.

Terkait hal ini, pengamat politik Ujang Komaruddin mengatakan, langkah tersebut bisa menjadi awal mula untuk memulai momen rekonsiliasi nasional.

"Rekonsiliasi nasional itu diperlukan agar bangsa ini mohon maaf tokoh-tokohnya tidak terpecah, tidak terkotak-kotak agar punya pemikiran yang sama untuk membangun bangsa bersama-sama, entah di pemerintahan bersama-sama entah ada yang menjadi oposisi seperti itu," kata dia, Senin (15/4/2024).

Karena itu, Ujang mengungkapkan, Prabowo bisa menjadi juru damai atau penengah antar elite yang sedang bermusuhan.

Terlebih hari ini masih dalam momentum Idul Fitri, yang bisa dimanfaatkan sejumlah elite untuk bersilahturahmi.

"Kalau kita sih inginnya baik-baik tokoh-tokoh bangsa itu baik-baik tetapi kan ada latar belakang mereka, mohon maaf ya, bermusuhan mereka, berkonflik karena perbedaan dukungan dan perbedaan kepentingan yang tidak bisa ketemu di antara mereka," ungkap dia.

Ujang pun berharap para elite politik berbesar hati untuk mendukung rekonsiliasi nasional demi kemajuan bangsa, serta mengesampingkan kepentingan pribadi maupun kelompok.

"Kalau kita berbicara kepentingan nasional, nasional interest atau kepentingan untuk bangsa dan negara (bisa rekonsiliasi)," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara mendorong para elite politik, untuk melakukan rekonsiliasi nasional usai Pemilu 2024.

Dia mengatakan para elite partai politik (parpol) maupun calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang kalah, harus mau melakukan rekonsiliasi nasional demi menjaga persatuan bangsa.

"Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto telah menunjukkan sikap kenegarawanan, setelah selesai berkontestasi dengan menjadi satu kekuatan untuk memajukan bangsa," jelasnya seperti dilansir Antara.

 

Punya Kemampuan

Menurut dia, Prabowo sebagai tokoh yang luwes dalam berkomunikasi, diyakini bisa melakukan rekonsiliasi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Mereka tidak memiliki masalah, baik pribadi maupun secara ideologi," ujarnya.

Prabowo juga, kata Igor, bisa melakukan konsolidasi nasional dengan lintas partai dan tokoh lainnya, sebab ketua umum Partai Gerindra itu memiliki beberapa keunggulan sebagai tokoh pemersatu bangsa.

 

Keunggulannya

Pertama, figur pemersatu bangsa itu ada pada satu tokoh, yang bisa mempersatukan perbedaan itu sebagai pemersatu, yaitu presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto.

Apalagi Prabowo juga punya keunggulan di jaringan formal maupun non-formal, nasional dan internasional.

Kedua, partai politik di Indonesia punya ideologi yang berbeda, tetapi sebenarnya program dan narasinya seragam untuk kepentingan rakyat.

Menariknya kata Igor, Prabowo adalah ketua umum partai yang tidak bisa didikte oleh siapa pun dan posisi itu menguntungkan Prabowo dalam bekerja. Artinya, tidak ada intervensi dari pihak manapun dan membuat Prabowo benar-benar fokus bekerja untuk kepentingan rakyat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya