Liputan6.com, Jakarta Tarif Dasar Listrik (TDL) yang naik per 1 Oktober 2016, ternyata menjadi perbincangan ‘hangat’ bagi banyak orang, terutama bagi kalangan ibu rumah tangga. Ya, kendati naiknya sebesar 0,13%, tapi bagi sebagian orang, hal ini cukup menyeramkan.
Pasalnya, naiknya TDL bukanlah kali pertama yang terjadi di Indonesia, kelewat sering! Bahkan dalam setahun, TDL bisa naik 1-2 kali dengan kenaikan angka yang belum bisa diprediksikan.
Menurut Call Center PLN 123, kenaikan TDL dikarenakan tiga faktor, yakni kenaikan inflasi, tidak stabilnya harga minyak dunia, dan penyesuaian perubahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dolar AS.
Advertisement
Baca Juga
Adapun penyesuaian kenaikan TDL hanya berlaku untuk listrik non-subsidi, yakni 1.300 watt ke atas. Harga tarif semula per November 2016, sebesar Rp1.457,72/kWh, sedangkan untuk tarif listrik terbaru menjadi Rp1.459,74/kWh.
Tarif baru ini sudah berlaku per 1 Oktober 2016 untuk jenis listrik pra-bayar. Sedangkan untuk jenis listrik pasca bayar pembayaran rekening akan berlaku pada 5 November 2016. Mengingat kenaikan tarif listrik yang belakangan tergolong fluktuatif ini maka sangat wajar bila bikin kaum ibu jadi panik.
Mayanti (45 tahun) mengatakan, setiap ada pemberitaan listrik naik, ia akan mencoba menyiasati pengeluaran, khususnya yang bersifat konsumtif tersier.
“Mau tidak mau saya harus membuat anggaran baru lagi. Biasanya belanja habis Rp100 ribu sehari, jadi harus bisa diotak-atik menjadi Rp50 ribu. Atau kebiasaan jajan di luar yang dikurangi,” tutur Mayanti seperti dilansir dari laman Rumah.com.
Sama halnya Mayanti, Nina (42 tahun) yang juga berprofesi sebagai guru mengaku kerap mengajak keluarganya untuk berhemat menggunakan listrik.
“Terutama, pendingin ruangan dan penggunaan lampu. Anak-anak suka lupa mematikan pendingin ruangan maupun lampu saat mereka berangkat sekolah. Wah, kebayang jika kebiasaan ini terus-menerus terjadi, bisa bengkak pengeluaran saya,” katanya.
Sikap yang diberlakukan oleh kedua ibu rumah tangga tersebut tergolong bijak dan tepat. Karena, upaya yang dilakukan adalah menghemat penggunaan listrik untuk alat-alat elektronik di rumah.
Dan berikut adalah tips menggunakan bahan elektronik agar bisa menghemat biaya listrik:
Cara hemat air
Salah satu yang bikin boros daya listrik di rumah adalah penggunaan air yang menggunakan jet pump secara langsung. Agar bisa menghemat, gunakan toren atau talang air untuk menampung air setelah dipompa.
Mesin jet pump akan mati secara otomatis pada ketinggian air tertentu pada toren. Cara ini tentunya membuat mesin tidak harus selalu menyala saat Anda butuh air.
Cara hemat gunakan pendingin ruangan
Cara kedua adalah menghemat pendingin ruangan. Anda bisa menurunkan daya menjadi 1/2 PK atau kalau perlu mengganti pendingin ruangan menjadi kipas angin.
Apabila Anda masih tetap mengunakan pendingin ruangan, rajin-rajinlah membersihkan bagian filter penyaring udaranya. Debu yang menempel pada filter tentunya dapat mengganggu aliran udara dan untuk membersihkannya Anda bisa gunakan lap basah.
Perawatan yang tepat tentunya membuat sistem pendingin berjalan dengan efisien sehingga dapat menghemat penggunaan listrik di rumah.
Advertisement
Senantiasa mencabut kabel
Selanjutnya adalah selalu membiasakan mencabut kabel alat elektronik setelah digunakan. Misalnya charger telepon genggam, radio, televisi, kipas angin dan lain-lain.
Berhematlah saat memasak
Keluarkan makanan beku dari lemari es kemudian cairkan terlebih dahulu sebelum dimasak untuk menghemat penggunaan gas. Jika Anda menggunakan panci untuk merebus, gunakan tutupnya untuk mengurangi waktu memasak.
Jangan boros pakaian
Terakhir, demi menghemat penggunaan listrik adalah menghemat penggunaan mesin cuci. Bila tidak mau mencuci dengan tangan, satu-satunya jalan adalah tidak boros memakai pakaian. Apabila Anda sedang tidak berkeringat atau tidak terkena noda, jangan langsung masukkan pakaian ke dalam mesin cuci jika memang bisa digunakan kembali.
Advertisement