Penuh Keprihatinan, Begini Suasana Ramadan di Gaza Palestina

Kekhusuan pelaksanaan Ramadan tetap terlihat, di Gaza, Palestina meski penuh keterbatasan.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Jun 2015, 21:03 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2015, 21:03 WIB
Penuh Keprihatinan, Begini Suasana Ramadan di Gaza Palestina
Kekhusuan pelaksanaan Ramadan tetap terlihat, di Gaza, Palestina.

Liputan6.com, London - Ramadan, merupakan momen indah bagi Umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci ini menjadi kesempatan jutaan rumah tangga di seluruh dunia berkumpul duduk bersama saat berbuka puasa maupun sahur.

Tak terkecuali di Gaza, Palestina, wilayah yang kerap dilanda konflik dengan Israel ini. Kekhusuan pelaksanaan Ramadan tetap terlihat, meski sajian menu makanan yang ala kadarnya, menjadi pengingat kondisi perang telah menyebabkan kematian hampir 1.500 warga sipil tewas dan meluluhlantakan rumah-rumah warga Palestina.

Lembaran beton dan tiang, tak mengurungkan warga Palestina berkumpul bersama keluarga saat berbuka puasa. Karpet berwarna cerah digelar di tengah puing-puing yang berserakan, seperti diwartakan Daily Mail, Senin (22/6/2015).

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, 500 warga Palestina telah diberi izin untuk meninggalkan Gaza guna menghadiri shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa, bergabung dengan sekitar 200 ribu jemaah lainnya. Ini merupakan hal langka yang diberikan Israel kepada warga Palestina.

Masjid Al-Aqsa, Yerusalem dipercaya sebagai tempat Rasulullah naik ke surga dalam peristiwa Isra Mi'raj.

Perempuan dari segala usia dan laki-laki berusia 40 tahun dan di atasnya, dari Tepi Barat, yang diduduki Israel diizinkan masuk ke Yerusalem. Biasanya mereka memerlukan izin terbatas untuk menyeberangi pos pemeriksaan dan keluar wilayah Tepi Barat.

Pembukaan pintu ini disambut warga Palestina dengan gembira. Gelaran pedagang kaki lima menjual permen, sajadah  dan barang lain, menghiasi jalan-jalan di sekitar masjid.

Meski, Israel tetap memperketat penjagaannya. Menyandang senapan, barikade tentara Israel berdiri di dekat pintu masuk masjid. Namun ini tidak menyurutkan semangat warga Palestina mengunjungi masjid suci umat Islam ini.

"Ini adalah tempat paling suci bagi umat Islam di Palestina, dan kami sangat gembira bisa kemari," kata Ahmed, 64 tahun, yang melakukan perjalanan dari kota Ramallah, Tepi Barat.

Warga Palestina memang tak mau ketinggalan merayakan kedatangan Ramadan. Di mana, Muslim di seluruh dunia berpuasa dari fajar sampai senja. Ini menjadi kewajiban sebagai tanda iman agar lebih dekat kepada Allah dan mengingatkan mereka tentang penderitaan mereka yang kurang beruntung. (Nrm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya