Dituduh Hina Agama, Bule Semarang Mau Menunjukkan Alat Vital

Polisi melarang bule Semarang buktikan beragama Islam dengan menunjukkan alat vital yang sudah disunat.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 20 Des 2015, 20:49 WIB
Diterbitkan 20 Des 2015, 20:49 WIB
20151220-Bule Semarang dipolisikan
Warga negara asing Semarang dipolisikan dengan tuduhan penghinaan agama (Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Liputan6.com, Semarang - Ada cerita tersisa dari insiden warga negara asing dan wanita bercadar di Semarang, Jawa Tengah. Setelah diperiksa polisi, bule tersebut, Erik (60), mengaku bahwa ia juga muslim dan ingin menunjukkan alat vitalnya sebagai bukti.  

Tujuannya, agar polisi bisa menjelaskan bahwa ia menganut Islam setelah melihat bahwa ia sudah disunat. Menurut salah satu petugas di Polrestabes Semarang, saat diperiksa Erik mengaku tuduhannya teroris kepada empat pengunjung Gelael hanya bercanda.

"Dia bilang cuma humor. Dia mengaku Islam, tapi keyakinan Islam, tidak salat. Kemaluannya sempat mau dikeluarin, saya bilang ya tidak begitu caranya," kata petugas itu, di Semarang, Minggu (2012/2015).


Polisi menggali pengakuannya tersebut. Erik mengaku ia meyakini muslim tapi belum menjalankan sholat. Kepada polisi yang menanyai, Erik menyebutkan bahwa ciri fisik seorang muslim itu adalah alat vitalnya disunat.

"Waktu itu ia mengajak saya ke toilet buat menunjukkan burungnya," kata polisi itu sambil tersenyum.

Erik berurusan dengan polisi setelah mengusir empat pengunjung Pasar Swalayan Gelael dengan menyebutkan mereka teroris. Empat orang itu adalah dua laki-laki dengan baju koko, berjenggot serta celana komprang, dan dua perempuan yang salah satunya bercadar.

"Yang merepotkan, ia bicara sepenggal-sepenggal. Kartu identitasnya tidak dibawa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris hanya sepenggal yang keluar dari mulutnya," kata polisi.

Kepada wartawan, Erik bicara juga tak banyak. Ia mengaku hanya bisa berbahasa Indonesia sedikit walaupun sudah belasan tahun tinggal di Indonesia dan sempat memiliki usaha kayu di Jepara.

"Dulu di Jepara, sekarang sudah pensiun, kolaps. Identitas saya di rumah," kata Erik, di Semarang, Minggu (20/12/2015).

Saat ini ia tinggal di Jalan Bromo Semarang bersama istri dan anaknya. Ia mengatakan tempat tinggalnya itu milik jenderal. Keterangan yang diberikan Erik di SPKT masih belum terlalu jelas.

Diberitakan sebelumnya Adzanta Bilhaq (47), warga Pleburan Tengah, Semarang melaporkan Erik dengan tuduhan penghinaan agama. Saat hendak berbelanja di Gelael tiba-tiba Erik mengomel dan menyebut Habib serta istri Habib yang sedang bersamanya  sebagai teroris.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya