Pembangunan Bandara Baru Yogyakarta Mulai Pertengahan 2016

Tim apraisal ini akan menghitung berapa harga tanah mulai 2 Maret hingga 15 April 2016.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Apr 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2016, 07:30 WIB
20160219-Mahasiswa Yogyakarta Lakukan Aksi Tolak Bandara Kulon Progo
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi teatrikal di Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, (19/2). Dalam aksinya mahasiwa menolak pembagunan bandara di Kulon Progo dan tindakan represif terhadap petani.(Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pembangunan bandara baru Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Kulonprogo, akan segera dimulai tahun ini.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memperkirakan peletakan batu pertama pembangunan bandara international ini, akan dilaksanakan pertengahan 2016.  

"Saya perkirakan pada Agustus atau September peletakan batu pertama," kata Hasto di Graha Sabha Pramana, UGM Yogyakarta Sabtu 9 April 2016.

Peletakan batu pertama ini dilakukan setelah beberapa tahapan sudah dilalui seperti sosialisasi, izin penggunaan lahan, pembebasan lahan setelah penghitungan dari tim apraisal independent.

Tim apraisal ini akan menghitung berapa harga tanah mulai 2 Maret hingga 15 April 2016. Setelah penghitungan selesai, Mei hingga Juni tim akan mengumumkan harga tanah milik masing-masing warga.

"Pertengahan Juni, yang (tanahnya) boleh dibayar akan dibayar. Saya perkirakan ada 200-an hektare untuk pembebasan tanah," kata Hasto.

Pemkab Kulonprogo berusaha merealisasikan pembangunan bandara baru segera terlaksana, seperti berkoordinasi dengan Paku Alaman, terkait relokasi tanah yang merupakan Paku Alam Ground.

Pihak Paku Alaman sudah memberikan keterangan jika tanah di wilayah Girigondo dan Siwates akan diberikan secara gratis sebagai Magersari. Pihaknya menyiapkan 450 sampai 460 kepala keluarga yang terdampak.

Karena tidak semua bersedia direlokasi, maka tanah yang disiapkan hanya sebagai persediaan, jika ada kekurangan nantinya.

"Sri Paduka memberikan lampu hijau. Memberikan 'palilah' tanah Magersari. Berapa, ya sekitar 15 hektare itu di Girigonda dan Siwates," pungkas Hasto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya