Marak Panti Pijat 'Happy Ending', Wali Kota Siapkan Razia

Panti pijat 'happy ending' marak di Bengkulu. Ada bonus layanan seksual usai pijat.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 26 Apr 2016, 19:27 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2016, 19:27 WIB
Prostitusi Bengkulu
Prostitusi berselubung panti pijat marak di Bengkulu

Liputan6.com, Bengkulu - Prostitusi terselubung berlabel panti pijat atau pijat lulur merebak di Kota Bengkulu. Tidak hanya layanan kebugaran yang diberikan untuk menggaet pelanggan, ternyata ada satu layanan seksual di babak akhir.

Reki, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Kota Bengkulu, menceritakan pengalamannya terjebak di panti pijat semacam itu. Saat mendatangi salah satu panti pijat di kawasan pertokoan di Bengkulu, dia langsung masuk dan diarahkan ke salah satu kamar yang ditutup gorden.

Hanya 5 menit menunggu, seorang terapis muncul sambil menenteng peralatan pijat. Dia lalu menawarkan apakah ingin pijat biasa atau pijat lulur.

"Karena capek habis begadang nonton bola, saya ingin pijat lulur," ujar Reki kepada Liputan6.com, Selasa 26 April 2016.

Setelah mencopot seluruh pakaiannya, Reki mulai diurut memakai krim lulur dari ujung kaki sampai ujung kepala. Hanya 30 menit, setelah semua dilulur sang terapis lalu bertanya, "Mau dikeluarkan, Mas?" Dengan gugup Reki lalu mengiyakan dan ternyata terapis memberikan layanan seks singkat.

"Tidak berhubungan badan, tapi saya boleh pegang pegang bagian yang sensitif," kata Reki.

Tarif yang dipasang untuk pijat biasa Rp 60 ribu, sementara untuk pijat lulur RP 75 ribu. Reki biasanya memberikan uang RP 100 hingga 150 ribu dan dititipkan kepada sang terapis karena sudah termasuk tips dan biaya mandi air hangat setelah selesai luluran.

Pengalaman lain diceritakan Bambang, karyawan swasta di Kabupaten Bengkulu Utara. Dia lebih suka mendatangi panti pijat yang ada di mal. Selain aman karena kendaraannya bebas di parkiran, dia juga mendapat layanan apa pun, termasuk layanan seks secara maksimal.

"Memang tarifnya lebih mahal dari pijat yang di pinggir jalan, tapi kita aman. Terus mereka mau apa pun yang kita minta, asal harganya sesuai," ucap Bambang.

Pekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit ini mengaku rutin setiap bulan menikmati layanan ini. Selain memang butuh pijat untuk mengendorkan otot, dia juga sering bereksperimen seks.

Setidaknya Bambang merogoh kocek antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta setiap kali turun ke Bengkulu.

"Pernah saya minta seluruh tubuh saya diolesi minyak zaitun, setelah itu kami bergumul. Itu yang membuat saya kecanduan," kata Bambang.

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan saat dikonfirmasi mengaku kaget dengan maraknya prostitusi terselubung di panti pijat tersebut.

"Kita akan evaluasi semua izin mereka dan akan melakukan razia gabungan bersama tim terpadu yang melibatkan unsur birokrasi, alim ulama, TNI dan Polri, kita bersihkan semua itu," kata Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya