Liputan6.com, Yogyakarta - Wisata kuliner soto di Yogyakarta seperti tidak pernah ada habisnya. Makanan yang digemari hampir semua orang itu dijual hampir di setiap sudut kota dengan kekhasan masing-masing. Salah satunya soto RM Waras Wareg yang berada di Jalan Bumijo Tengah No 5, Bumijo, Kecamatan Jetis, Yogyakarta.
Lokasi rumah makan penjual soto itu tepatnya di sebelah selatan Dinas PU DIY. Rumah makan itu sebenarnya tidak hanya menjual soto, tetapi juga ada gulai dan nasi sayur dalam menu makanannya. Namun, sebagian besar pelanggan cenderung mengincar menu soto.
Warung makan itu hanya berdinding anyaman bambu dan beratap seng, tapi soto jualannya yang jempolan membuat pelanggan tak peduli dengan kondisi tempat jualan yang sederhana. Sriyono, si pemilik warung makan itu mengaku bisa menjual 200 mangkok dalam sehari.
"Bisa sampai 200 mangkok untuk sotonya aja. Ya 200, kadang lebih," ujar Sriyono, Kamis, 28 April 2016.
Baca Juga
Sriyono mengaku ia adalah generasi kedua dalam menjual soto di Yogyakarta. Usaha itu dibuka pertama kali pada 1957. Ia menuturkan, dahulu ayahnya berjualan di dalam area yang saat ini digunakan sebagai kantor Dinas PU. Setelah ditempati dinas PU, ia pindah ke selatan kantor hingga saat ini.
Walau hanya menempati ruangan 3,5 X 6 m, pembeli soto di warungnya tak masalah jika harus berdesak-desakan menikmati soto yang ada. "Masak di sini tidak ada yang dirahasiakan," ujar Sriyono saat ditanya resep sukses sotonya.
Ia berpendapat, kesukaan pelanggan datang ke warungnya adalah karena rasa dan porsi soto. Banyak pembeli soto warung Sriyono merupakan orangtua yang merasa cocok dengan porsi semangkuk soto Waras Wareg. Seporsi soto terlihat sedikit tapi cukup untuk modal kekuatan para orangtua itu.
"Banyak yang bilang tidak kurang, tidak lebih. Pas. Soalnya kan kalo yang tua itu kan makan hanya untuk kekuatan. Kalau anak remaja kan untuk pertumbuhan," ujar Sriyono.
Sementara, resep soto Sriyono didapatkan secara turun temurun, termasuk gulai dan nasi sayur. Harga yang ditawarkan juga bersaing dengan rumah makan lain di tengah kota Yogyakarta. Meski relatif murah, ia mengaku masih bisa mengambil untung di tengah-tengah kenaikan harga barang.
"Rp 3.500 untuk nasi sayur. Kalau soto itu Rp 7 ribu dan gulai Rp 9 ribu," kata dia.
Sriyono membuka warung Waras Wareg sekitar pukul 05.30 WIB. Ia pernah membuka warungnya lebih pagi, pukul 03.30 WIB, tapi musibah yang dialami pada 2014 memaksanya mengubah jadwal buka.
Advertisement
Saat itu, ia didatangi dua orang tak dikenal yang membawa pedang. Mereka menodong Sriyono dengan sajam dan meminta uang. Sriyono sempat melarikan diri tapi masih bisa ditangkap pelaku. Si penodong kemudian menyabetkan sajam dan mengenai Sriyono sebanyak empat kali.
Sriyono terpaksa beristirahat total hingga beberapa bulan untuk bisa pulih dan kembali ke warungnya. "Biasanya setengah enam buka. Tapi tutupnya nggak tentu karena sebelum jam 2 itu biasanya sudah habis," ujar Sriyono.