Liputan6.com, Manado - Kasus tragis yang dialami Yuyun, siswi SMP di Bengkulu kembali terulang. Kali ini korbannya adalah seorang gadis asal Manado.
Korban lebih dulu dicekoki narkoba oleh para pelaku yang jumlahnya belasan. Nahasnya lagi si gadis disekap dan diperkosa selama beberapa hari.Â
Berita ini menjadi berita yang paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Senin (9/5/2016).
Advertisement
Dua berita lainnya yang tak kalah diburu adalah tentang kondisi kampung halaman Yuyun dan posisi perempuan dalam kelompok Orang Rimba.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Gadis Manado Dicabuli 19 Pemuda, 2 di Antaranya Aparat
Belum hilang kegeraman khalayak terkait kasus tragis yang dialami Yuyun di Bengkulu, kejadian yang hampir sama juga dialami gadis asal Manado.
Kali ini korban lebih dulu dicekoki narkoba oleh para pelaku yang jumlahnya belasan. Nahasnya lagi si gadis disekap dan diperkosa selama beberapa hari.Â
Dalam keadaan mabuk narkoba, korban dibawa ke sebuah penginapan dan dipaksa untuk melepaskan seluruh pakaiannya.Â
"Anak saya mengaku di dalam kamar penginapan, dia diperkosa oleh 15 pria secara bergantian. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Rina pada Liputan6.com, Senin (9/5/2016)
2. Miris, Begini Kondisi Kampung Halaman Yuyun
Women Crisis Center (WCC) Bengkulu mencatat sepanjang 2016 terdapat sembilan kasus kekerasan seksual pemerkosaan.
Puncak dari kasus kekerasan seksual ini ialah kasus pembunuhan dan pemerkosaan Yuyun (14) oleh 14 remaja.
Data Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menunjukkan kampung halaman Yuyun masih jauh dari sejahtera.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Aden Gultom, mengatakan secara keseluruhan Kabupaten Rejang Lebong hanya memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 66 poin. Tingkat IPM yang bagus seharusnya berada pada angka 80 poin.
3. Kaum Betina Perantara Dewa Orang Rimba
Posisi perempuan dalam kelompok Orang Rimba adalah perantara dewa. Apabila betina itu difoto atau digambar, dewa akan terbawa keluar oleh orang luar. Jika hal itu terjadi, Orang Rimba percaya akan datang bala atau bencana.
Sebagai perantara dewa, perempuan berperan penting dalam menjaga adat istiadat Orang Rimba. Secara lisan, ia mengajarkan aturan adat Orang Rimba pada keturunannya.
Orang Rimba pada dasarnya tidak mengenal budaya baca tulis. Maka itu, keberlangsungan hidup Orang Rimba bergantung pada lisan kaum betina.
"Jadi, seorang induk (ibu) Rimba yang nantinya mengajarkan aturan adat ini kepada anak-anak kami," ujar Tumenggung Maritoha, salah seorang pimpinan kelompok Orang Rimba.