Mengapa Topeng Cirebon Dijual Mahal?

Harga untuk satu topeng Cirebon standar tarian saja masih Rp 300 ribu - 500 ribu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 25 Mei 2016, 09:05 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2016, 09:05 WIB
Topeng Cirebon
ini alasan mengapa topeng Cirebon dijual mahal

Liputan6.com, Cirebon - Seiring berkembangnya pariwisata di Cirebon, permintaan atas suvenir khas Kota Udang itu ikut meningkat. Hal tersebut menjadi peluang seniman topeng Cirebon untuk menangguk rupiah dengan menjadikannya sebagai suvenir andalan.

Namun, usaha itu kurang diapresiasi wisatawan yang berlibur ke Cirebon, khususnya wisatawan lokal. Banyak yang menganggap suvenir topeng Cirebon termasuk mahal.

"Harganya untuk satu topeng standar tarian saja masih Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Itu masuk kategori mahal menurut saya," ucap Prasetyo, salah seorang pengunjung di Cirebon, Sabtu, 22 Mei 2016.

Dengan harga tersebut, wisatawan yang hendak menjadikan topeng sebagai buah tangan berpikir ulang. Sebagai ganti, wisatawan memilih belanja gantungan kunci berbentuk topeng Cirebon. Meski begitu, ia tidak mengetahui alasan di balik mahalnya harga topeng Cirebon.

"Wisatawan juga sebenarnya ingin membeli topeng Cirebon yang umumnya dipakai menari, tapi lantaran harganya lumayan mahal jadi terpaksa beli suvenir kecil yang harganya juga masih cukup mahal," aku Prasetyo.

Pengamat seni dan budaya Cirebon Made Casta menjelaskan, mahalnya harga topeng Cirebon karena dalam proses pembuatannya berbeda dengan kerajinan topeng yang ada di daerah lain. Para seniman tidak mau asal-asalan membuat topeng Cirebon.

"Kalau di Cirebon membuat topeng bukan sekadar jadi, perajin mempertimbangkan proses pencapaian dari sebuah karakter topeng yang buat mahal. Aspek ekspresi dan detail dari topeng itu sendiri. Perajin juga sangat menghargai warisan leluhur," ujar Made Casta.

Selain itu, jumlah perajin topeng Cirebon terbilang langka dan minim generasi penerus menjadikannya lebih berharga. Meski pemerintah gencar mencetak generasi perajin topeng, tapi geliat masyarakat pribumi membuat topeng Cirebon masih kurang maksimal.

"Tradisi membuat topeng dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Ki Sujana Arja yang di Gunungjati murid dari perajin topeng legendaris Cirebon Ki Kandeg dan sekarang masih memproduksi. Dari situ mulai berkembang dan sekarang yang masih bertahan di daerah Slangit dan sekitarnya," kata Made Casta.

Ia mengatakan, pembuat topeng Cirebon masih terbilang sangat langka. Jumlahnya masih di bawah 10 orang. Dia berharap, seiring dengan berkembangnya Cirebon sebagai salah satu jujukan wisata, geliat pembuat topeng semakin menjamur.

Untuk mengantisipasi mahalnya harga topeng yang dibuat perajin Cirebon, ia menyarankan agar metode pembuatan topeng bukan dengan media ukiran kayu.

"Pemerintah juga tengah menggalakkan perajin baru dan banyak yang berlatih memproduksi massal topeng Cirebon sehingga harganya terjangkau," ujar Made Casta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya