Saat Perempuan di Cirebon Komitmen Lestarikan Kebaya Indonesia

Seiring minimnya perempuan Indonesia mengenakan kebaya, memotivasi Rahmi dan teman yang lain untuk melestarikan kebaya

oleh Panji Prayitno Diperbarui 26 Feb 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 01:00 WIB
Peresmian perempuan berkebaya Indonesia Cirebon
Suasana peresmian Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cirebon Puluhan emak-emak di Cirebon menyatakan komitmennya dalam upaya melestarikan kebaya sebagai warisan budaya nusantara.

Komitmen tersebut disampaikan usai mereka resmi dilantik menjadi pengurus Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Cirebon. Peresmian PBI di Cirebon merupakan cabang yang ke 19.

Ketua PBI Pusat Rahmi Hidayati mengatakan, gerakan pelestarian kebaya Indonesia berawal dari keinginannya bersama teman-teman untuk kembali mengenakan kebaya dalam setiap kesempatan. 

"Kemudian kita foto bersama dan ternyata hasilnya bagus. Sampai akhirnya perjuangan kami membangun PBI terus berjalan," ujar Rahmi, Senin (25/2/2025).

Seiring minimnya perempuan Indonesia mengenakan kebaya, memotivasi Rahmi dan teman yang lain untuk melestarikan kebaya. Pada perjalanannya, pemerintah menetapkan Hari Kebaya Nasional setiap tanggal 24 Juli.

Bahkan, ia mengatakan, kebaya sudah didaftarkan ke Unesco sebagai salah satu warisan budaya tak benda asal Indonesia. Menyusul batik yang terlebih dahulu ditetapkan sebagai warisan budaya. 

Ia menekankan pentingnya mengenalkan kebaya kepada generasi muda agar tidak tergeser oleh tren mode modern.

"Kami punya program Kebaya Goes to School, Kebaya Goes to Campus, dan Kebaya Goes to Office. Tiga tempat ini adalah pusat aktivitas generasi muda, karena kalau ingin melestarikan budaya, harus dimulai dari mereka," lanjutnya.

Makin Lestari

Ia mengatakan, merujuk hasil desertasi UGM, kebaya menjadi salah satu pintu masuk Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa. Kebaya juga merupakan salah satu pakaian adat yang menjunjung tinggi nilai kesantunan. 

Sementara Ketua PBI Cirebon, Garnis Mutiara Savira, menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai program kerja untuk meningkatkan eksistensi kebaya di tengah masyarakat.

"Kebaya bukan hanya untuk kalangan atau usia tertentu. Kami ingin generasi muda melihat kebaya sebagai bagian dari identitas yang bisa dikreasikan sesuai karakter mereka," kata Garnis.

Dengan kehadiran PBI Cirebon, diharapkan kebaya semakin dikenal dan diterima oleh berbagai kalangan, sekaligus menjadi simbol pelestarian budaya Indonesia di tengah perkembangan dunia fashion modern.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida dan Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Harry Saputra Gani, serta para aktivis dan pegiat budaya. 

Dewan pembina PBI Cirebon, Siti Farida Rosmati, yang juga Wakil Walikota Cirebon menyampaikan dukungannya terhadap gerakan perempuan berkebaya. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas untuk menjaga dan mempromosikan budaya Indonesia di tengah arus modernisasi.

"Pelestarian budaya, termasuk kebaya, harus dilakukan secara konsisten. Pemerintah siap bersinergi dengan PBI untuk menjadikan kebaya sebagai bagian dari identitas Kota Cirebon yang kaya akan sejarah dan budaya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya