Liputan6.com, Surabaya - Kawasan jalan legendaris, Jalan Kembang Jepun Surabaya, berubah jadi lautan manusia pada Minggu 29 Mei 2016. Lebih dari 1.500 warga tumplek blek di sana.
Mereka nguleg rujak berbarengan. Tak hanya nguleg, mereka juga bergoyang dengan aneka rupa kostum unik. Ada yang memakai kostum layaknya team pit stop balapan Formula 1, ada juga yang mengenakan kostum punakawan, semar dan kawan-kawannya. Ada pula yang memakain kostum kombinasi Jawa-Papua.
Itulah potret kemeriahan suasana Festival Rujag Uleg 2016 yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723. Ini adalah gelaran ke-14 kalinya.
Ajang yang digelar sejak 2002 dan telah dua kali memecahkan rekor MURI untuk kategori pembuat rujak uleg terbanyak ini tetap mampu menjadi magnet yang menarik animo warga Surabaya. Bahkan juga warga dari luar Kota Surabaya.
Festival Rujak Uleg 2016 ditandai dengan 'nguleg bareng' yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama konsulat jenderal negara sahabat yang ada di Surabaya, Forum Pimpinan Daerah, komunitas masyarakat dan juga pengusaha. Risma sempat berkeiling melihat kehebohan peserta sebelum nguleg rujak.
Dalam sambutannya, Risma menuturkan bahwa tradisi dalam Festival Rujak Uleg, peserta bukan hanya berlomba membuat rujak yang paling enak. Tetapi juga adu kreativitas antar peserta lewat tampilan kostum.
"Nah, tahun ini saya buat aturan bahwa seluruh SKPD pejabat pemkot yang hadir di festival harus pakai pakaian yang unik, dan Suroboyo-an. Tidak boleh cuma pakai kaos," tutur Wali Kota yang akrab disapa Risma dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Humas Pemkot Surabaya, Minggu (29/5/2016).
Risma juga berpesan khusus kepada warga Surabaya agar di Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723, semakin memperlihatkan prestasi.
"Saya harap warga Surabaya bisa menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Jangan hanya jadi penonton. Panjenengan itu pemilik kota ini. Karena itu harus punya prestasi di kota ini. Apalagi, Surabaya sekarang sudah jadi kota yang dilihat publik di dunia," kata Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengajak warga Surabaya untuk ikut menyukseskan konferensi internasional, Prepcom III for UN Habitat yang akan digelar di Surabaya pada 25-27 Juli 2016 nanti.
"Nantinya, ribuan warga dari seluruh dunia akan berkumpul di Surabaya. Mari kita menjadi tuan rumah yang baik dan ramah," ujar ibu dua anak ini.
Risma Bersama 1.500 Warga Meriahkan Festival Rujak Uleg 2016
Kawasan jalan legendaris, Jalan Kembang Jepun Surabaya, berubah jadi lautan manusia pada Minggu 29 Mei 2016.
diperbarui 29 Mei 2016, 14:06 WIBDiterbitkan 29 Mei 2016, 14:06 WIB
Kawasan jalan legendaris, Jalan Kembang Jepun Surabaya, berubah jadi lautan manusia pada Minggu 29 Mei 2016.
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prabowo Ingin Indonesia Capai Swasembada Energi, Energi Terbarukan jadi Solusi
Mimpi Ketemu Mantan Gebetan: Makna Tersembunyi di Balik Bunga Tidur
Survei Charta Politika Jelang Pencoblosan, Edi-Rendi Kokoh di Pilkada Kutai Kartanegara
Kantongi Tarif Subsidi, Pengguna KRL Commuter Line Tembus 307,8 Juta Orang
Arti Mimpi Nenek Meninggal Tapi Masih Hidup: Makna dan Tafsir Lengkap
Hilirisasi Rumput Laut di Gunung Kidul Jadi Salah Satu Kunci Kemakmuran RI
YPAC Jakarta Apresiasi Bantuan Beasiswa hingga Sarana dan Prasarana dari BRI Peduli
Unik, Insinyur di Singapura Jualan Mi Hokkien yang Dimasak oleh Robot
Pembiayaan Kredit Kendaraan Listrik dan Hybrid Mengeliat, Ini Buktinya
Nadila Ernesta Berbagi Perjuangan Melawan Psoriasis, Rutin Jalani Pengobatan
VIDEO: Pria Ini Ajarkan Cara Cepat Melepas Gigitan Ular, Berakhir Ngakak
Mimpi Beli Nasi Kuning: Makna dan Tafsir yang Perlu Anda Ketahui