Modus Baru Warga Perbatasan Selundupkan Barang dari Negeri Jiran

Barang yang diselundupkan lewat perbatasan mulai dari gula hingga daging anoa.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 27 Jul 2016, 13:01 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 13:01 WIB
perbatasan ri-malaysia
(Raden AMP/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pontianak - Kepolisian memperketat penjagaan wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Barat. Para polisi bakal mengadakan ronda di perbatasan.

"Bila memungkinkan untuk mengawal wilayah sempadan kedua negara," kata Kapolda Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Musyafak di kantornya, Selasa 26 Juli 2016.

"Perlu dilakukan perondaan atau patroli terkoordinasi dengan polisi kedua negara. Tujuannya agar di sempadan tidak terjadi kejahatan," sambung dia.

(Raden AMP/Liputan6.com)

Selain itu, penjagaan ini dilakukan untuk mengantisipasi aksi terorisme dan masuknya barang ilegal dari Negeri Jiran. Dia menuturkan, baru-baru ini jajarannya menemukan modus baru untuk memasukkan barang dari Malaysia ke Indonesia.

"Memasukkan gula ilegal dengan menggunakan sepeda motor, satu orang membawa tiga karung gula ukuran 50 kilogram. Belum lagi barang yang lain, seperti daging sapi dari India yang belum terbebas dari penyakit kuku dan mulut," tutur dia.

"Gas elpiji ukuran 12 kilogram dan lain-lain. Termasuk patroli pengecekan tapal batas negara bersama unsur TNI," sambung dia.

(Raden AMP/Liputan6.com)

Musyafak menjelaskan, personelnya di lapangan juga bakal mengecek setiap kendaraan yang lewat garis batas. Hal itu dilakukan guna mengecek peredaran barang ilegal.

"Semua kendaraan yang lalu-lalang di wilayah perbatasan diperiksa satu per satu. Baik kelengkapan kendaraan, barang bawaan yang ada dalam kendaraan, termasuk orang yang ada di dalamnya diperiksa," tutur dia.

Selain itu, Musyafak ingin menjamin, tak ada teroris yang bisa masuk ke Kalimantan Barat melalui jalur darat Entikong-Sanggau, Jagoi Babang-Bengkayang, Badau-Kapuas Hulu, Senaning-Sintang, Paloh dan Sajingan-Sambas.

"Melihat arus orang, barang dan kendaraan, nampaknya warga negara Indonesia yang lebih banyak ke Malaysia dibandingkan dengan arus lalu lintas yang dari Malaysia," ucap Musyafak.

(Raden AMP/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya