Beras Perelek, Kearifan Lokal Suku Sunda yang Hidup Kembali

Tradisi mengumpulkan beras seikhlasnya untuk warga kurang mampu ini kembali dihidupkan warga Kabupaten Purwakarta, Jabar.

oleh Abramena diperbarui 04 Agu 2016, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 08:30 WIB
Beras perelek
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mencanangkan program beras perelek. (Foto: purwakartakab.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi sosial warga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini patut mendapat apresiasi. Puluhan ton beras yang terkumpul dari warga sejak Februari lalu, mulai didistribusikan secara serentak kepada warga kurang mampu di 183 desa dan sembilan kelurahan di 17 kecamatan di Kabupaten Purwakarta.

Distribusi puluhan ton beras itu berlangsung sejak Senin 1 Agustus lalu. Adapun beras itu terkumpul dari warga selama periode Februari hingga Juni 2016, sebagai bagian dari program beras perelek.

Beras perelek merupakan beras yang dikumpulkan warga seikhlasnya dengan koordinasi dari setiap pengurus RT. Beras perelek kemudian dikumpulkan di kantor desa masing-masing.

"Setelah terkumpul sejak Februari (2016), seluruh desa di Purwakarta serentak membagikan beras itu pada warga kurang mampu," ucap Bupati Dedi Mulyadi di Purwakarta, Selasa 2 Agustus 2016.

Selain bentuk program, beras perelek juga bagian dari tradisi masyarakat suku Sunda yang kini disebut-sebut sudah dilupakan. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta menghidupkan kembali kearifan lokal tersebut sejak awal tahun ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya