Susul Brebes, Kalteng Kembangkan Ladang Bawang Merah 96 Hektare

Gerakan menanam bawang merah di Kalteng bertujuan untuk menekan inflasi.

oleh Rajana K diperbarui 05 Agu 2016, 09:02 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 09:02 WIB
20160308-Bawang-Merah-Jakarta-AY
Harga bawang merah mengalami kenaikan hingga 40 persen. kenaikan harga hingga Rp 45 ribu per kg yang sebelumnya seharga Rp30 ribu per kg di Pasar Kramatjati, Jakarta, Selasa (8/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Provinsi Kalteng pada tahun ini mulai mengembangkan kawasan bawang merah seluas 96 hektare yang tersebar di 10 kabupaten dan kota. Yakni, Kabupaten Barito Utara, Kapuas, Kotawaringin Timur, Barito Timur, Barito Selatan, Seruyan, Palangkaraya, Murung Raya, Pulang Pisau dan Katingan.

Menurut Kepala Bidang Pengembangan Agrobisnis Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng  Dewi Erowati, pengembangan kawasan bawang merah ini selain untuk membantu memenuhi kebutuhan Kalteng, juga untuk menekan inflasi karena bawang merah punya andil inflasi cukup besar di Kalteng.

"Kebutuhan Kalteng akan bawang merah yang selama ini sebanyak empat ribu ton per tahunnya, dan harganya akan turun naik ketika saat distribusi terganggu atau gagal panen untuk itu kita Kalteng berusaha melakukan pengembangan kawasan paling tidak membantu menekan suplai bawang merah dari luar," kata Dewi, Rabu, 3 Agustus 2016.

Dewi menjelaskan, dengan 96 hektare yang akan ditanam pada Agustus minggu ke-2 akan bisa memproduksi bawang merah sebanyak 672 ton pada Oktober-November mendatang. "Karena satu hektare itu menghasilkan tujuh ton bawang merah," ujar dia.

Dewi menjelaskan pendanaan pengembangan kawasan bukan hanya berasal dari APBD, tapi juga dari APBN. Dana yang berasal dari APBN sebanyak 61 hektare untuk dikembangkan di Kabupaten Barito Utara seluas satu hektare, Kabupaten Kapuas dan Kotawaringin Timur masing-masing seluas 30 hektare.

"Sedangkan, dana pengembangan yang berasal dari APBD itu untuk alokasi lahan seluas 35 hektar itu terbagi di Kabupaten Barito Timur, Barito Selatan, Seruyan, Palangkaraya, Murung Raya, Pulang Pisau dan Katingan," tutur dia.

Dewi mengungkapkan, selama ini memang ada sebagian masyarakat yang menanam bawang merah secara pribadi dalam skala kecil dan hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pemprov berencana merangkul para petani bawang lokal untuk memperluas lahan garapan.

"Memang cukup mahal untuk pembibitan saja satu hektar memerlukan bibit sebanyak 1,2 hingga 1,6 ton sementara harga bibit saat ini mencapai Rp 35 ribu per kg. Dan memang kalau mau mengembangkan bawang harus memerlukan dana besar," tutur Dewi.

Sejauh ini daerah yang terkenal sebagai sentra bawang merah adalah Brebes, Jawa Tengah. Beberapa daerah mulai membudidayakan bawang merah secara masal. Sebelum Kalteng, langkah ini juga dilakukan Pemerintah Aceh Besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya