Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil prihatin dengan meninggalnya Tatang Wiganda (39), seorang guru SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) yang dikeroyok tiga orang, pada Senin, 22 Agustus kemarin. Dia akan meminta kepolisian meningkatkan patroli guna mencegah peristiwa serupa terjadi kembali.
Pria yang akrab disapa Emil itu sempat melayat ke rumah duka korban di Jalan Haji Tamim, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/8/2016) sekitar pukul 08.00 WIB pagi tadi. Emil memastikan memberikan santunan dan bantuan bagi anak korban yang masih duduk di bangku sekolah.
Baca Juga
"Kita turut berduka cita sedalam-dalamnya. Beliau warga saya yang baik. Kita sesali adanya kejadian ini. Kita bakal tingkatkan patroli. Sejauh ini tingkat kejahatan di Bandung relatif berkurang," ujar Emil usai melayat.
Advertisement
Emil pun menyoroti masalah premanisme dan peredaran minuman keras (miras) di Kota Kembang. Dia berencana turun langsung untuk memberantas kedua hal tersebut.
"Premanisme kita bakal libatkan polisi, kita koordinasi nantinya. Untuk miras saya pribadi bersama Pemkot Bandung bakal turun langsung untuk lakukan razia. Dari kasus ini, kita belajar, agar hal ini tidak terjadi lagi," ucap dia.
Sementara itu, menurut pantauan di rumah duka, ratusan pelayat terus berdatangan, baik dari warga sekitar, kerabat korban, dinas-dinas, dan pihak kepolisian. Rencananya, Tatang bakal dimakamkan di Cijelekong, Bandung, pada pukul 10.00 WIB hari ini.
Dua Luka Tusuk
Polisi telah menangkap dua tersangka pembunuhan Tatang Wiganda berinisial RS dan HWS. Keduanya ditangkap tak lama setelah terjadinya peristiwa tersebut.
"Saat ini kita masih melakukan pengejaran terhadap satu pelaku lagi. Yang sudah diamankan, yakni RS, warga Garut, dan HWS, warga Kecamatan Manadalajati, Kota Bandung. Mereka itu preman di Terminal Cicaheum (calo angkot)," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Winarto.
Winarto mengungkapkan, Tatang tewas akibat kehabisan darah karena mendapatkan dua luka tusukan di bagian perut sebelah kanannya. "Lukanya ada dua tusukan, tapi belum tahu kena bagian organ tubuh bagian apa," ucap Winarto.
Dalam pemeriksaan sementara oleh kepolisian, RS mengaku memukul korban dengan sebuah batu bata, sementara HWS menusuk guru SMA itu.
HWS ditangkap tiga jam kemudian setelah polisi mengamankan RS terlebih dahulu. Menurut Winarto, para pelaku menggunakan kendaraan roda dua jenis Yamaha Mio berwarna hitam dan Honda Beat berwarna merah.
"Saat ini kami masih lanjutkan pemeriksaan kepada dua pelaku ini. Perkembangannya akan kami kabari lagi," kata Winarto.