Liputan6.com, Pekanbaru - Kisah tragis dan memilukan menimpa seorang gadis berusia 14 tahun di Kabupaten Kampar. EN, warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siakhulu, Riau, nekat bunuh diri karena takut menghadapi kemarahan orangtuanya.
"Kejadian gantung diri ini terjadi pada Jumat (14/10/2016) lalu di barak karyawan perusahaan PT CIS, tempat tinggal mereka. Korban ketakutan dimarahi orangtua," kata Kapolres Kampar AKBP Edy Sumardi Priadinata, Senin (17/10/2016) pagi.
Edy menjelaskan, peristiwa bermula saat EN bersama adiknya, Dani (2), dan sepupunya, Lilis (14), memancing di dekat rumah mereka pada Jumat, 14 Oktober 2016, sekitar pukul 09.30 WIB.
Saat itu, kedua orangtuanya sedang bekerja di kebun yang tidak jauh dari rumah mereka. Ketika memancing, tanpa sengaja, Dani yang memegang ponsel milik sang ayah menjatuhkannya ke parit.
EN pun berusaha mencari ponsel tersebut, tapi tak berhasil menemukan. Ketakutan akan dimarahi sang ayah membayangi EN.
"Dalam keadaan ketakutan, dia berpesan kepada sepupunya, Lilis, agar tidak memberitakan jatuhnya ponsel itu kepada orangtuanya," kata Edy.
Baca Juga
Setelah peristiwa itu, EN berlari ke rumahnya yang lokasi tak jauh dari parit tempat memancing. Sementara adiknya, Lilis dan Dani, masih bermain di tepi parit. Setelah lama ditunggu, EN tak kunjung datang lagi. Lilis akhirnya pulang menyusul sambil menggendong Dani.
Sampai di rumah Lilis kaget bukan kepalang. Ia melihat EN tergantung di langit-langit rumah dengan menggunakan kain jilbabnya. Dia langsung memberitahukan hal itu kepada orangtua EN.
Mendapati kabar itu, kedua orangtua korban langsung pulang dan menurunkan jasad anaknya. Jasad EN langsung dikebumikan setelah keluarga menolak dilakukan autopsi.
Menurut Kapolres, peristiwa ini murni bunuh diri setelah kepolisian memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui motif ENÂ gantung diri. Penyidik juga tak menemukan tanda kekerasan pada tubuhnya.
"Dari hasil pemeriksaan, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Korban gantung diri dengan menggunakan jilbabnya," ucap Edy.