Liputan6.com, Padang Sidempuan - Banjir bandang yang melanda Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, tidak hanya menelan korban jiwa dan merusak ratusan tempat tinggal warga. Beberapa bangunan sekolah juga rusak akibat banjir bandang yang melanda pada Minggu sore, 26 Maret 2017.
Salah satu bangunan sekolah yang rusak adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perguruan Rakyat 2. Bangunan sekolah yang terletak di Jalan Pendidikan, Gang Kenanga, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan ini mengalami kerusakan mencapai 75 persen.
Advertisement
Baca Juga
Akibat kerusakan bangunan, pihak SMK Perguruan Rakyat 2 meliburkan aktivitas belajar-mengajar. Beberapa ruangan di dalam bangunan yang rusak adalah ruang praktik. Bahkan, mobile yang merupakan alat praktik mengalami kerusakan parah akibat terendam banjir.
"Tidak hanya mobile, kursi-kursi dan meja-meja, serta lemari yang merupakan inventaris sekolah hanyut terbawa banjir. Sekolah kita liburkan dulu, nanti kita imbau lagi," ucap Kepala SMK Perguruan Rakyat 2, Tamba Tua Sihombing, Rabu (29/3/2017).
Advertisement
Mengenai akan dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) pada 3-6 April 2017 mendatang, pihak SMK Perguruan Rakyat 2 berencana menumpang ke sekolah lain di Padang Sidempuan. Menurut Tamba, langkah ini diambil agar siswa kelas 3 di SMK tersebut tetap dapat mengikuti UN.
"Belum ada dapat bantuan dari Dinas Pendidikan Kota Padang Sidempuan. Kita tetap mengharapkan, agar aktivitas belajar-mengajar di SMK ini kembali normal," sebut Tamba.
Â
7 Korban Jiwa
Adapun terjangan banjir bandang tidak hanya menelan lima korban jiwa di Kota Padang Sidempuan, Sumut. Banjir bandang juga menewaskan seorang warga Mandailing Natal dan satu penduduk Tapanuli Selatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara (BPBD Sumut) Riadil Akhir Lubis mengungkapkan, lima korban tewas warga Padang Sidempuan, yakni Syahriana Situmorang (45), Rofiah Sarumpaet (8), Sakinah Sarumpaet (10), dan Saykum Sarumpaet (48). Keempatnya satu keluarga yang tercatat sebagai warga Lingkungan III, Kelurahan Lubuk Raya, Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru.
"Seorang korban lainnya bernama Bahar Efendi Panggabean (55), warga Lingkungan I Sitataring, Kelurahan Batang Ayumi Julu, Kecamatan Padang Sidempuan Utara," kata Riadil, Selasa, 28 Maret 2017.
BPBD Sumut juga menerima data korban jiwa dalam peristiwa yang sama. Yakni, satu orang di Mandailing Natal, tepatnya di Desa Malintang Jae, Kecamatan Hutabargot atas nama Misbah (80). Selanjutnya, seorang warga Tapanuli Selatan, tepatnya di Desa Sijungkang, Kecamatan Angkola Timur, bernama Kaya Anua Siagian (63).
"Pencarian korban hilang dalam peristiwa banjir bandang di Padang Sidempuan dihentikan hari ini," ujar Riadil.
Penghentian pencarian korban banjir bandang Padang Sidempuan, menurut Riadil, berdasarkan koordinasi dengan seluruh pihak yang terlibat seperti Basarnas, BPBD Sumut, TNI, dan Polri. Pencarian sudah dinyatakan dihentikan karena tidak ada lagi laporan korban hilang.
Setelah menghentikan proses pencarian, BPBD Sumut saat ini fokus pada pendataan jumlah korban luka-luka guna memberikan pertolongan. Pendataan lain juga dilakukan untuk mengetahui jumlah kerugian harta benda, termasuk lahan pertanian yang rusak diterjang banjir bandang.
"Banjir bandang yang terjadi berdampak pada tiga daerah, di mana total korban jiwa ada 7 orang. Kita masih proses pendataan, ini masih situasi tanggap darurat. Setelah status tanggap darurat selesai baru masuk proses tahap pemulihan," Riadil menjelaskan.
Pada Minggu, 26 Maret 2017, hujan deras memicu Sungai Batang Ayumi meluap dan menyapu rumah-rumah di pinggiran sungai Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Banjir bandang terpantau di beberapa kecamatan.
Mari bantu saudara-saudara kita yang dirundung bencana banjir bandang di Padang Sidempuan dengan memberi donasi melalui link ini.
Â
Advertisement