Mutilasi di Meja Biliar Dipicu Sakit Hati karena Karpet

Salah satu tersangka pembunuhan disertai mutilasi itu masih berkeliaran.

oleh M Syukur diperbarui 31 Mar 2017, 11:35 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 11:35 WIB
Mutilasi di Meja Biliar Dipicu Sakit Hati karena Karpet
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Liputan6.com, Pekanbaru - a Motif pembunuhan disertai mutilasi di Kecamatan Pulau Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, yang melibatkan tiga tersangka terkuak. Pangkal masalah adalah sakit hati otak pembunuhan Harianto pada korban Bayu Santoso.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo didampingi Kapolres Bengkalis AKBP Hadi Wicaksono menyebut Bayu sempat diberikan uang oleh Harianto beberapa bulan sebelum kejadian.

"Uang itu diberikan untuk membeli dan membeli karpet biliar milik Ha (Harianto). Uang habis, karpet juga tak diganti, makanya ditagih," kata Hadi di Mapolda Riau, Kamis petang, 30 Maret 2017.

Setiap kali diminta, korban selalu membuat pelaku kesal. Kekesalan itu lalu diceritakan Harianto kepada dua rekannya, AA dan Andrean alias Gondrong. Mereka bertiga memang sudah mengenal korban sebelumnya.

Dalam pembicaraan itu terungkap jika dua tersangka lain juga merasakan hal yang sama. Mereka bertiga lalu merencanakan pembunuhan. Harianto sebagai otak pembunuhan meminta Andrean memanggil korban untuk datang ke ruko tempat Hari membuka usaha biliar.

"Kejadian pemanggilan ini pada 24 Maret, pembunuhannya sendiri terjadi pada 25 Maret dini hari," ujar Hadi yang juga pernah menjadi Kapolres Indragiri Hilir, Riau ini.

Seolah tahu akan dikeroyok, Agus memenuhi panggilan dengan membawa senjata tajam. Namun, para tersangka pembunuhan sudah menyiapkan rencana matang untuk mengatasi Agus yang berbadan gempal.

"Pelaku Ha mengunci pintu dari dalam, kemudian mengambil dua bilah pisau. Kedua tersangka lainnya kemudian memegang tangan korban. Ada puluhan tusukan," kata Hadi.

Dari sekian banyak tusukan itu, sambung Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, dia di antaranya menyebabkan kematian karena mengenai jantung dan paru-paru.

Hal itu berdasarkan hasil visum Tim Dokter dan Kesehatan Bid Dokkes Polda Riau yang memeriksa jasad korban di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai.

"Setelah dua tersangka lainnya kabur karena ketakutan, pelaku utama panik dan bingung berbuat apa. Kemudian terjadilah peristiwa mutilasi," kata Guntur.

Jasad korban yang tidak utuh lagi dimasukkan tersangka Harianto ke dalam tas hitam. Selanjutnya, jasad dimasukkan lagi ke tong bekas minyak warna biru dan ditutup pakai kardus di bagian atas.

Dalam kasus itu, seorang tersangka berinisial AA masih buron. Sementara Andrean alias Gondrong, salah satu tersangka sekaligus pelapor dalam kasus mutilasi itu sudah ditahan di Mapolres Bengkalis.

"Sedangkan, pelaku utama setelah ditangkap di Jakarta Utara, baru tiba di Pekanbaru Kamis malam. Nantinya baru dibawa ke Mapolres Bengkalis," kata Guntur.

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya