Peringatan Sultan HB X Naik Takhta, Uba Rampe Diarak 2 Jam

Rangkaian uba rampe diarak dalam perjalanan menuju ke Bangsal Sri Manganti.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Apr 2017, 06:32 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 06:32 WIB
Labuhan Merapi
Labuhan Merapi kembali digelar dalam rangka memperingati kenaikan takhta Sri Sultan HB X. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Labuhan Merapi kembali digelar dalam rangka memperingati kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (28/4/2017). Mulai pukul 06.00 WIB, rangkaian uba rampe diarak dalam perjalanan menuju ke Bangsal Sri Manganti. Perjalanan menuju puncak labuhan Merapi itu memakan waktu dua jam.

Uba rampe yang dilabuh berupa sinjang limar satu lembar, sinjang cangkring satu lembar, semekan gadhung satu lembar, semekan gadhung melati satu lembar, paningset udaraga satu lembar, dan kambil watangan satu biji. Selain itu, seswangen 10 biji, seloratus lisah konyoh satu buntal, yotro tindih dua amplop, dan destar doromuluk satu lembar.

Ada pula kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung, serta serundeng. Semua itu dibagikan kepada setiap pengunjung seusai upacara labuhan.

"Labuhan Merapi sudah menjadi agenda rutin tahunan sebagai hajat Dalem Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat," ucap HY Aji Wulantara selaku pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, 27 April 2017.

Ia menuturkan, rangkaian acara Labuhan Merapi dimulai, Kamis, 27 April 2017 pukul 08.00 WIB, berupa penyerahan uba rampe labuhan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada Camat Depok di Pendopo Kecamatan Depok.

Selanjutnya, uba rampe tersebut diarak oleh abdi dalem dan Camat Depok ke Kecamatan Cangkringan. Kemudian, Camat Depok menyerahkan uba rampe tersebut kepada Camat Cangkringan di Pendopo Kecamatan Cangkringan.

Camat Cangkringan menyerahkan uba rampe kepada Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo untuk dibawa ke Joglo Kinahrejo. Sekitar pukul 11.30 WIB diadakan upacara seremonial dan diselingi fragmen Labuhan Merapi di tempat itu.

Pada malam harinya, wayang kulit semalam suntuk digelar dengan lakon "Dumadining Gunung Merapi" oleh dalang Ki Sigit Manggala Saputra.

Aji berharap rangkaian perhelatan Labuhan Merapi dapat meningkatkan apresiasi warga masyarakat khususnya di Kabupaten Sleman, terhadap potensi budaya lokal yang adiluhung yang tentunya akan mendukung dan memperkuat keistimewaan Yogyakarta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya