Liputan6.com, Kupang - Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Media Online Nusa Tenggara Timur (KOWMEN NTT) menggelar aksi unjuk rasa di depan halaman Polda NTT.
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Bupati Rote Ndao, Lens Haning, dan Camat Rote Barat Laut yang diduga telah melakukan intimidasi dan penganiayaan terhadap Bernadus Saduk, jurnalis media daring PortalNTT.com.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (11/7/2017), mereka menuntut pihak kepolisian segera memproses hukum Bupati Rote Ndao dan Camat Rote Barat Laut. Sebelumnya, Bernadus resmi melaporkan Camat Rote Barat Laut, Ellyas Tallo Manafe ke Polda NTT.
Laporan tersebut merupakan buntut dari dugaan pelecehan disertai dengan penganiayaan terhadap dirinya. Kejadian tersebut terjadi pada saat upacara peringatan HUT Kabupaten Rote Ndao di halaman Rumah Jabatan Bupati Rote Ndao.
Usai upacara, Bupati Rote Ndao Leonard Haning langsung mendekatinya dan menanyakan perihal berita yang ditulisnya. Menurut Bupati, apa yang ditulis Bernadus merupakan bentuk penghinaan terhadap Maneleo (Kepala Suku, Red).
Baca Juga
Setelah bertanya, Bupati yang akrab disapa Lens Haning ini langsung mengambil mikrofon lalu berkata, "Maneleo dari Dengka semua datang dulu, Wartawan yang tulis berita saya (Bupati) dan Ketua DPRD tidak mendapat penghormatan sudah saya tangkap."
Usai berkata demikian, dia langsung didekati sejumlah pejabat, diantaranya Sekda Jonas M Selly, Ketua DPRD Alfred Saudila, Camat Rote Barat Laut Elias Tallomanafe, Andri Mooy, serta David Saleh. Mereka melontarkan pertanyaan kepadanya seputar berita yang dia tulis. Menurutnya, situasi saat itu cukup tegang hingga berujung pada penganiayaan terhadap dirinya.
"Saya dipukul oleh David Saleh di bagian kepala, dan Elias Tallomanafe, Camat Rote Barat Laut menendang dan memukul pada kaki dan tangan kanan saya," ujar Saduk kepada wartawan, Minggu 9 Juli 2017 lalu.
Saat melapor ke Polda NTT, Bernadus Saduk didampingi oleh lima Kuasa Hukum di antaranya Yohanes Cornelius Talan, Israel Kudang Laiskodat, Paul Harihijaya, Ivan Valen Yosua Missa, dan Fransisco Bernando Bessi. Laporan itu diterima Kepala Siaga II SPKT Polda NTT, AKP Jamaluddin, SH dengan Nomor Polisi STTL/B/225/VII/2017/SPKT.
Ketua Tim Kuasa Hukum pelapor, Fransisco Bernando Bessie mengaku sangat menyayangkan kasus ini. Menurut dia, sebenarnya kasus semacam ini tidak perlu terjadi, lantaran Bupati Lens Haning memiliki kinerja yang cukup baik dan dipercaya memimpin selama dua periode.
"Ini merupakan bentuk intimidasi terhadap pekerja pers," katanya.
Menurut Bessie, pihaknya tidak akan main-main dengan kasus ini dan siap mengawalnya sampai tuntas. "Klien kami (Bernadus Saduk) sudah divisum, dimana kaki kirinya terdapat luka akibat tendangan," ujar Bessie saat melapor di Mapolda NTT didampingi empat orang rekannya.
Sementara itu, baik Camat Rote Barat Laut, Elias Tallomanafe maupun Bupati Lens Haning yang dikonfirmasi melalui telepon seluler masing-masing, mengaku siap diperiksa atas laporan dugaan penganiayaan yang dilayangkan.
"Sebagai warga negara yang baik dan taat hukum, jika dipanggil oleh Polda NTT untuk diperiksa saya siap," ujar Tallomanafe.
"Saya siap menghadapi proses hukum," ujar Lens Haning sambil mengaku jika dirinya pun akan melapor balik Bernadus Saduk, karena yang bersangkutan disebutnya tidak memiliki surat tugas selama menjalankan aktivitas jurnalistik di daerah yang dipimpinnya.