Liputan6.com, Malang - Sebanyak 59 penyandang disabilitas bakal bersaing untuk masuk ke Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Mereka masuk melalui Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas (SPKPD).
Ketua SPKPD 2017 UB Malang, Rachmad Gustomy, mengatakan, awalnya ada 69 penyandang disabilitas yang mendaftar, Namun, sepuluh di antaranya gagal lantaran tak memenuhi syarat administrasi.
"Masih ada serangkaian tes seleksi lagi yang masih harus dijalani bagi yang lolos seleksi administrasi," ucap Rachmad di Malang, Senin, 17 Juli 2017.
Advertisement
Baca Juga
Mereka yang lolos administrasi pada Senin ini mengikuti simulasi perkuliahan sebagai salah satu rangkaian tes SPKPD. Tujuannya, melihat kemampuan dan kesiapan mereka untuk mengikuti proses pembelajaran. Ada sejumlah materi dasar yang diberikan selama simulasi perkuliahan tersebut.
Materi yang diberikan meliputi kewarganegaraan, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Mereka juga dikenalkan dengan dunia kampus, seperti mengerjakan tugas, kerja kelompok, diskusi, dan presentasi. Simulasi diberikan sejak pagi sampai sore ke penyandang disabilitas itu.
Peserta jalur SPKPD ini terdiri dari 30 tunarungu, delapan tunadaksa, dan lainnya adalah tunanetra, autis, cerebral palsy, dan slow learner. Usai simulasi, masih ada psikotes dan tes kesehatan pada Selasa, 18 Juli 2017. Peserta SPKPD dan orangtuanya juga harus ikut tes wawancara pada Rabu, 19 Juli dan Kamis, 20 Juli mendatang.
"Program studi pilihan peserta juga kita libatkan di tes wawancara itu, sehingga bisa melihat kemampuan peserta, apakah cocok atau tidak di program studi pilihannya," ucap Rachmad.
Jumlah peserta yang diterima di UB Malang melalui jalur SPKPD biasanya tak lebih dari 20 orang. Hal itu sudah menyesuaikan kapasitas yang dimiliki kampus, seperti fasilitas untuk mahasiswa difabel, serta jumlah pendamping. Peserta yang lolos seluruh tes akan diumumkan pada akhir Juli ini.
Saksikan video menarik di bawah ini: