Pengakuan Korban Biksu Batam

Menurut pengakuan korban, ia telah mengikuti Biksu Yo Shi Hi sejak dua bulan yang lalu. Ia dan rekannya, SAR, sering diajak ke mana-mana.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 06 Sep 2017, 19:01 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2017, 19:01 WIB
Biksu Cabul
Biksu berinisial YCH ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kasus eksploitasi anak dan pencabulan sejumlah bocah di Batam, Kepulauan Riau. (Foto: Istimewa/Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Polres Barelang kembali mengamankan dua orang yang diduga menjadi korban eksploitasi dan pencabulan biksu di Wihara Purnama Mahayana Nongsa. Masing-masing korban berasal dari Purworejo, Jawa Tengah berinisial SAR (18) dan LS (15) asal Pandeglang, Banten.

Menurut pengakuan LS, ia telah mengikuti Biksu Yo Shi Hi sejak dua bulan yang lalu. Ia dan rekannya, SAR, sering diajak ke mana pun si biksu pergi.

"Bersama SAR, saya diajaknya ke Jakarta, melakukan kegiatan sosial di Pantai Indah Kapuk untuk melepas binatang," ujarnya, Selasa, 25 Agustus 2017.

LS mengaku sempat pulang ke rumahnya di Pandeglang untuk merayakan Idul Fitri. Namun ketika berada di Jakarta, LS terkejut ketika si biksu tiba-tiba ditangkap polisi.

Saat ditangkap, Biksu Yo Shi Hi alias Acuy sedang berada di sebuah hotel di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Achu sedang bersama kedua korban, yakni LS dan SAR.

"Tiba-tiba, biksu ditangkap dan saya berdua disuruh ikut ke Batam," akunya.

Sesampainya di Batam, kedua korban langsung dijemput oleh Paguyuban Pasundan untuk dipertemukan dengan kelima korban lainnya. Pengurus paguyuban yang sekaligus penampung para korban, Tomas Nur Ikhsan mengatakan, ia mendapat kabar dari Polres Barelang.

"Kemarin, saya bersama Ketua Paguyuban Pasundan. Jam 4 menjemput pelaku dan korban ke Bandara Hang Nadim bersama dua korban baru," ucap Tomas.

Sebelumnya, tokoh masyarakat yang juga Ketua Pasundan di Batam, Dede, menyelamatkan lima bocah yang diduga disekap Acuy, biksu di Wihara Purnama Mahayana Nongsa. Kelima bocah itu adalah DW (15) asal Bogor, SA (12) asal Banten, AY (15) asal Banjarnegara, J dan W (16) asal Tegal.

Berdasarkan penuturan Dede, ia nekat masuk ke wihara usai mendapat laporan dari warga bahwa ada anak dari Jawa Barat yang disekap di wihara di Batam. Selepas Magrib, Dede bersama ketua RT setempat langsung mendatangi wihara tersebut.

"Kami dari paguyuban dan warga Nongsa berhasil menyelamatkan SA," ujar Dede kepada Liputan6.com, Senin (28/8/2017).

Tak hanya menjadi korban penyekapan, salah satu dari lima bocah itu kuat dugaan menjadi korban pencabulan biksu. Hal itu dibuktikan dengan hasil visum rumah sakit.

"Hasil visum pada anak SA, terdapat robekan di bagian kemaluannya," kata Dede.

Dede mengatakan, dari kelima bocah yang disekap, tiga di antaranya berjenis kelamin perempuan, sedangkan dua di antaranya laki-laki. Kelima anak di bawah umur itu kini telah diamankan di kediaman Dede, didampingi Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia (KPPAI) Provinsi Kepulauan Riau.

"Selanjutnya, kita melakukan pelaporan ke polisi untuk kelima korban yang sudah aman," ujar Syahrial, Ketua KPPAI Kepulauan Riau.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya