Mimpi Pemkot Surabaya Bikin Pasar Tradisional Rasa Mal

Banyak cara menjadikan pasar Surabaya yang terkenal kumuh menjadi pasar masa depan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Sep 2017, 05:01 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 05:01 WIB
Ilustrasi Pasar Modern
Ilustrasi Pasar Modern

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan beberapa praktisi dari Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bakal menyulap pasar Surabaya menjadi pasar masa depan. Proyek ini harus segera direalisasikan karena pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Surabaya selalu diidentikkan dengan kondisi kumuh, berbau, dan becek.

Djoko Mursinto selaku Guru Besar Fakultas Ekonomi Unair mengatakan, kondisi pasar tradisional disebabkan banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam pengelolaan manajemen PD Pasar Surabaya.

Kesalahan ini, menurut Djoko, terletak pada manusianya, bukan pada sistem yang ada di dalamnya atau yang biasa disebut dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi). Seharusnya, pengelola memiliki jiwa wiraswasta yang inovatif dan kreatif, tidak hanya sekadar menjalankan apa yang tertuang dalam tupoksinya.

"Tugas pengelola tidak hanya menarik retribusi dan menyewakan tempat untuk berjualan saja, tetapi juga harus mampu memikirkan cara untuk bisa meramaikan pasar," tutur Djoko, Rabu, 20 September 2017.

Menurut Djoko, transformasi yang harus dilakukan adalah meramaikan pasar. Artinya, pihak pengelola harus mampu mencari sumber pendapatan lain di luar retribusi pasar dan penyewaan kios.

"Ada ruang-ruang tertentu yang dapat disewakan untuk iklan dan pameran yang akan mendatangkan pendapatan dari PD Pasar, memang saat ini sudah dilakukan namun pengelolaannya masih belum profesional," ungkap dia.

Selain meramaikan pasar, Djoko menambahkan transformasi lain yang dapat dilakukan pengelola pasar adalah mengembangkan pasar. Artinya, tidak hanya menjadikan pasar sebagai tempat untuk berbelanja, melainkan juga sebagai tempat rekreasi yang tentunya harus bersih, terang, dan tidak kumuh seperti kondisi saat ini.

"Kondisi pasar yang saya sebutkan di Jawa Timur ada di pasar tradisional Kota Malang yang kebersihannya terjaga dan lampunya terang benderang, dengan kondisi yang sedemikian rupa tidak dipungkiri akan muncul ikon-ikon tertentu yang dapat ditonjolkan berkaitan dengan Kota Surabaya seperti gantungan kunci Suro dan Boyo," ucap Djoko.

Tidak hanya pembenahan secara fisik tetapi juga pembenahan terhadap pengelola pasar yang tidak hanya diperuntukkan kepada direksi, melainkan juga kepada manajemen menengah yakni kepala pasar. Mereka juga harus terlibat dalam pembenahan ini.

Sebab, untuk mewujudkan perubahan pasar Surabaya masa depan, kepala pasar diharuskan berani mengambil keputusan dengan segala macam risiko serta memiliki pemikiran yang visioner.

"Merekalah yang memegang kekuasaan terbesar terhadap maju atau tidaknya pasar, mereka juga yang mengetahui persis kondisi pasar mulai dari penjual, pembeli, serta lingkungan sosial yang menguasainya," ujar dia.

Kresnayana Yahya selaku Pakar Statistik Universitas Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menuturkan, keberadaan pasar tradisional tidak akan surut. Hal ini karena kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan pasar tradisional masih sangat besar.

"Ada 120 ribu usaha kecil makanan minuman yang perlu kulakan harian, belum lagi hotel, resto, dan kantin yang masih memerlukan pasar," kata Kresna.

Adapun cara agar bisa mewujudkan pasar Surabaya masa depan antara lain, dengan membuat pasar tematik yang mampu terintegrasi dengan kebutuhan wilayah perumahan, menjadikan pasar sebagai show room kultur, asal usul dan pertemuan kultural serta membuat pasar yang sifatnya spesifik.

"Pasar spesifik yang dimaksud adalah setiap pasar fokus menjual buah, sayur, daging, ayam, telur sampai kebutuhan spesifik seperti empon-empon dan bahan jamu," ucap Kresna.

Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Khalid berharap pihak manajer atau direktur PD Pasar yang baru dapat memahami tata cara pengelolaan pasar supaya transformasi pasar Surabaya masa depan dapat segera terwujud.

"Calon pemimpin pasar harus mengerti mulai dari manajemen aset, kemudian bekerja berdasarkan waktu jadi ada batas waktu kalau bekerja, mampu menghier seluruh elemen pelayan publik, dan mampu melayani masyarakat dengan baik melalui bisnisnya tersebut," ujar Khalid.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya