Liputan6.com, Garut - Meskipun terlihat tenang, tetapi raut ketegangan dari wajah Tediana, warga kampung Sumbersari, Garut, Jawa Barat, ini tidak bisa disembunyikan.
Beberapa kali tangan kirinya terlihat menahan rasa sakit sambil memegang paha kirinya, saat mesin laser membersihkan tangan kanannya dari tinta tato yang telah merajah salah satu bagian tubuhnya itu, lebih dari satu dekade yang lalu.
"Pokoknya harus bersih, saya sudah bulat hijrah di jalan Allah," ujarnya saat ditemui di Local Education Center (LEC), Garut, saat program pembersihan tato digelar hari ketiga, Minggu (14/10/2017).
Advertisement
Menurut dia, program pembersihan tato gratis ini sangat membantu dirinya. Selain gratis, metode amalan agama yang ditawarkan, membuka pintu hatinya untuk membulatkan diri hijrah menuju jalan yang benar.
Baca Juga
"Setiap saya salat kerap terganjal, tangan saya belum bersih dari tinta tato, makanya saya memaksakan ikut program ini," ujarnya.
Dalam pembersihan tato yang ia terima, semua proses dilakukan secara standar klinis kedokteran, mulai anastesi atau pembiusan bagian tangan yang akan dilaser, hingga proses pengangkatan tinta yang sudah tertanam hingga belasan tahun itu. "Rasanya lumayan panas," kata dia.
Namun, kondisi itu tidak mengurangi keinginan kuatnya untuk berhijrah. Baginya, menata hidup lebih baik ke depan, bebas dari masa lalunya yang kelam, menjadi motif utamanya membersihkan tubuh dari tinta tato.
"Ini jalan terbaik yang Allah berikan buat saya, sudah gratis Alhamdulillah syaratnya mudah cukup menghafal 50 ayat suci Alquran," Tediana menambahkan.
Rizky Muhammad, salah satu penanggung jawab program "Tattoo Hijrah Removal" di kabupaten Garut mengatakan, penghapusan tato (tattoo removal) secara laser jauh lebih baik dibanding melalui ramuan, cairan, atau mesin pengangkatan tato secara tradisional.
"Kalau yang lain biasa hasilnya keloid atau cacat, sebab kulit dibius kemudian diambil bagian kulitnya. Saya sudah tanya dokter kulit, paling baik ya dikasih dengan metode laser ini," kata dia.
Khusus di Garut, selama dua hari membuka layanan pembersihan tato itu, sedikitnya 200 pasien telah dilayani. "Yang daftar sebenarnya banyak sekali, tetapi yang paling diutamakan yang paling serius mau hijrah," kata dia.
Ia menegaskan, program penghapus tato yang ia lakukan bersama sembilan orang relawan lainnya, sudah memiliki sertifikat resmi dari dunia kedokteran, sehingga program itu halal dan legal. "Kami melakukan training dulu, tidak asal praktek, ada dokter, dan orang yang sudah dilatih dan mendapatkan sertifikat," kata dia.
Namun, hal yang lebih penting dari program pembersihan tato adalah, memberi sekaligus mengajak manusia untuk mendapatkan ketenangan hidup melalui jalan Islam.
"Jangan pernah mencoba deh bertato, tapi kalau telanjur ya kita ajak berhijrah sambil memperbaiki diri lebih dekat dengan Allah," sesal pria yang terlihat masih ada sejumlah sisa tato di tubuhnya ini.
Mahar Hafalan 50 Ayat Alquran
Untuk mendapatkan penghapusan tato melalui laser yang diberikan komunitas "Tattoo Hijrah Removal" ini tidaklah mahal. "Bayangin kalau normal pembersihan tato sebesar KTP (kartu tanda penduduk) saja bisa mencapai Rp 9 juta untuk satu paket lengkap," kata dia.
Namun dalam program ini, pasien cukup menghafal 50 ayat surat dalam Alquran. Berhasil menuntaskan syarat tersebut, maka secara langsung bakal mendapatkan layanan gratis nan halal, pembersihan dan pengakatan tato hingga lima kali treatment.
"Kita utamakan yang hafal dengan surat Alquran yang panjang, bukan surat-surat pendek," ujar Sandi Widodo, penggagas "Tattoo Hijrah Removal".
Menurut Sandi, ide pembersihan tato secara gratis dan juga Islami ini terbangun dari kondisi dirinya yang merasa risih dari banyaknya tato yang merajah tubuhnya. "Saya ini kan seniman tato artis, jadi bagaimana mau bersih jika badan saya saja ada tinta tatonya," kata dia.
Selain itu, program penghapusan tato gratis ditujukan untuk memfasilitasi orang bertato yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan. "Intinya harus ada niat berhijrah dulu dari kehidupan sebelumnya menjadi lebih baik, nanti kita beri pembinaan agar proses hijrahnya bisa dijaga," paparnya.
Sandi menilai keberadaan seni tato saat ini sudah jauh dari motif utama seni merajah tubuh itu. Mereka yang bertato mayoritas telah menjadikan tato sebagai identitas kesombongan dan jauh dari kehidupan Islami.
"Tato ini sebenarnya kan seni, seninya menggambar di tubuh, tapi sekarang sudah jadi gaya hidup dan jauh dari nilai-nilai Islami," ujar dia.
Sandi menyatakan, program pembersihan tato ini terbilang baru, tetapi sejak dibuka 14 Agustus lalu, jumlah pasien yang telah mendaftar ke tempat prakteknya di Perumahan Ciater Permai, Blok A4 No.10, Serpong ini telah mencapai 1.900 orang.
"Sekarang yang sudah kami layani sekitar 300 orang, namun yang paling utama tentu yang serius akan niat hijrahnya menjauhi kehidupan jahiliyah sebelumnya," kata dia.
Selain bangsa Adam yang gemar akan seni tato, pelepasan tato juga menerima pendaftar untuk kaum hawa. Namun, dalam prakteknya, tempat untuk melakukan proses pelepasan tato dilakukan terpisah dari pasien pria.
"Ada tempat khusus yang lebih privasi, itu pun dilakukan oleh petugas perempuan," ujar dia, yang tidak beberapa lama kemudian memanggil istrinya karena ada pasien perempuan yang akan dibersihkan dari tato.
Kini dengan semakin banyaknya daerah lain yang meminta untuk melakukan program itu, dirinya terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia, terutama peningkatan pemahaman agama sebagai syarat utama mengajak mereka yang ingin berhijrah.
"Kalau soal membersihkan tinta tato bukan hal sulit. Namun apakah setelah bersih mereka benar-benar hijrah meninggalkan masa lalunya, nah itu adalah tugas kita membimbingnya," ucap dia.
Advertisement