KIS Dianggap Tak Merata, Kepala Desa Bikin Kartu Sehat Sendiri

Selain KBS, kepala desa juga meluncurkan mobil ambulans bagi warga yang membutuhkan kendaraan ke rumah sakit.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Okt 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 21:00 WIB
KBS
Wujud Kartu Bringinan Sehat bagi warga Desa Bringinan. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Ponorogo - Hadirnya Kartu Indonesia Sehat (KIS) ternyata membawa permasalahan tersendiri, yakni timbulnya kecemburuan sosial akibat tidak merata. Mengatasi hal tersebut, Kepala Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Barno meluncurkan Kartu Bringinan Sehat (KBS). Meski berbeda kartu, Barno menajamin jika fasilitas yang didapat sama.

"KIS dibuat berdasarkan data tahun 2011, banyak yang tidak kebagian, jadi ada kecemburuan," tuturnya kepada Liputan6.com, Jumat (27/10/2017).

Sementara KBS, lanjut Barno, menggunakan 8 persen dari dana desa. Ia berharap tahun depan bisa jadi 10% sesuai amanat UUD. Karena menurutnya, rugi jika pembangunan desa yang bagus tidak diiringi dengan kesehatan masyarakat.

Selain KBS, Barno juga meluncurkan mobil ambulans bagi warga yang membutuhkan kendaraan ke rumah sakit. Pasalnya, di Desa Bringinan masih sedikit warga yang memiliki mobil.

"Nantinya, mobil ini bisa digunakan untuk mengantar orang sakit atau orang sakit jiwa ke rumah sakit," ucapnya.Selain KB aada juga ambulans gratis untuk warga. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)Uniknya, mobil ambulans ini tidak diambil dari dana desa melainkan dari sumbangan warga yang sukses. Bapak dua orang anak ini melanjutkan, jika nantinya warga desa lain ingin meminjam mobil ini, dibolehkan asal tidak saat dipakai warga Bringinan.

"Desa lainnya juga boleh jika memang diperlukan, asal tidak barengan dengan warga desa kami," ujarnya.

Tak hanya itu, Barno juga menerapkan cek kesehatan gratis bagi warga tiap satu bulan sekali. Mulai dari pengecekan asam urat, gula darah, dan tekanan darah.

"Namun fokus kami untuk lansia diatas usia 60 tahun," tuturnya kepada liputan6.com, Jumat (27/10/2017).

Saat ini, ada 210 lansia tercatat sudah menjadi peserta pelayanan kesehatan gratis selama satu tahunan lebih. Diharapkan mulai tahun depan bisa 300 orang.

Para lansia ini juga mendapatkan sosialisasi terkait penyakit asam urat, gula darah, dan tekanan darah rutin dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo. "Dan tiap orang mendapatkan satu set susu untuk lansia," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya