Pulihkan Priwisata Bali, Pemerintah Gelontorkan Dana Rp 100 M

Dana sebesar itu dialokasikan untuk promosi pariwisata Bali secara besar-besaran dan sepenuhnya dikuasakan kepada Gubernur Bali

oleh vayantri dewi divianta diperbarui 23 Des 2017, 16:05 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 16:05 WIB
pram
Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung didampingi Menteri Pariwisata Arif Yahya dan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menjelaskan alasan pencabutan status tanggap darurat Gunung Agung (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Pemerintah bergerak cepat memulihkan kondisi pariwisata Bali yang anjlok imbas dari aktivitas vulkanik Gunung Agung. Betapa tidak, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut, jumlah kunjungan turis ke Pulau Dewata turun drastis pada saat gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut mengalami erupsi.

Jika pada situasi normal jumlah kunjungan turis ke Bali mencapai 15 ribu wisatawan, selama krisis Gunung Agung, jumlah turis merosot drastis menjadi hanya 2 ribu kunjungan per hari.

Kini, kondisinya sudah mulai kembali normal. “Per hari ini wisatawan yang datang ke Bali sebanyak 12.300 orang. Jaga situasi kondusif ini bahwa Bali itu normal. Jika pun ada zona bahaya, itu hanya berada pada radius 8-10 kilometer dari puncak Gunung Agung,” ujar Arief usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Wisma Werdhapura Sanur, Denpasar, Jumat malam (22/12/2017).

Pemerintah kini tengah berupaya keras mengembalikan citra pariwisata Bali. Status tanggap darurat yang dianggap menjadi momok menakutkan untuk datang ke Bali telah dicabut. Kini, kata Arief, pemerintah akan melakukan promosi besar-besaran untuk kembali memikat masyarakat internasional untuk datang dan menikmati keindahan alam Bali.

Tak tanggung-tanggung, untuk mengupayakan hal itu, Arief mengaku pemerintah telah menggelontor dana sebesar Rp100 miliar kepada Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. “Kita berikan dana kepada gubernur yang akan memimpin promosi ini. Berikan pelayanan terbaik kepada wisatawan,” pesannya.

Di sisi lain, Gubernur Pastika sendiri sudah punya rencana alokasi dana yang digelontorkan pemerintah pusat tersebut. Ia telah berkonsultasi langsung rencana yang akan dibuatnya. Selain untuk promosi, mantan Kapolda Bali itu tadi meminta pertimbangan jika dana tersebut digunakan untuk memanjakan turis yang telantar di airport jika sewaktu-waktu Bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung.

"Dana Rp100 miliar itu tadi disampaikan terserah gubernur (mau digunakan untuk apa). Tapi intinya untuk promosi pariwisata. Saya tanya tadi, bolehkan dana itu digunakan untuk sewa bus, ongkos transportasi penumpang menggunakan pelabuhan alternatif, membeli makan penumpang jika bandara nanti ditutup. Disampaikan tadi boleh,” ujarnya.

Dengan begitu, Pastika mengimbau kepada turis yang hendak berlibur ke Bali agar tak perlu khawatir. Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan dengan matang skenario terburuk jika debu vulkanik imbas erupsi Gunung Agung mengganggu aktivitas penerbangan.

“Jadi itu saya kira jaminan, sehingga orang tidak perlu khawatir kalau airport ditutup. Saya sudah bicara dengan GIPI dan PHRI, mereka menjamin tiga malam free untuk akomodasi. Transportasi kami yang siapkan, uangnya sudah ada,” kata Pastika.

Usai Status Darurat Dicabut, Gunung Agung Erupsi Lagi

Presiden Jokowi berfoto Selfie bersama sejumlah turis di Pantai Kuta, Bali
Presiden Jokowi berfoto Selfie bersama sejumlah turis di Pantai Kuta, Bali (Setpres)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menggelar rapat terbatas di Bali. Salah satu keputusan penting yang dihasilkan pada rapat tersebut adalah dicabutnya status tanggap darurat Gunung Agung. Entah kebetulan atau tidak, Gunung Agung seperti ingin menunjukkan aktivitasnya saat seluruh petinggi negeri ini berada di Pulau Dewata.

Siang ini, gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut menunjukkan aktivitas vulkanik. Gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu kembali erupsi. Hal itu dibenarkan Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana.

"Ya betul erupsi lagi pukul 11.57 Wita," kata Devy saat dikonfirmasi, Sabtu (23/12/2017). Bersamaan dengan erupsi itu, asap pekat abu vulkanik juga membumbung setinggi 2.500 meter dari permukaan kawah.

“Ketinggian kolam abu sekitar 2.500 meter dari puncak kawah Gunung Agung,” ujarnya.

Dalam laporan periodik yang disusun Magma VAR Indonesia, terjadi kegempaan letusan sebanyak satu kali, gempa embusan tiga kali, gempa frekuensi rendah empat kali, gempa vulkanik dangkal tiga kali dan tremor menerus (microtremor) masih tererkam dengan amplitude 1-2 milimeter (dominan 1 milimeter).

Sementara itu, arah angin yang membawa abu vulkanik lebih condong ke timur laut. Semalam, Presiden Jokowi mencabut status tanggap darurat Gunung Agung. Bukan tanpa alasan status tersebut dicabut. "Karena sudah tidak diperlukan lagi (status tanggap darurat)," kata Jokowi Jumat malam di Sanur.

Kendati begitu, Jokowi menjamin pengungsi tetap akan ditangani dengan baik. Hal-hal yang berkaitan dengan bencana erupsi Gunung Agung sudah disiapkan dengan baik.

"Pengungsi tetap ditangani dengan baik. Proses-proses yang berkaitan dengan Gunung Agung nanti jika dilihat akan erupsi, step-step manajemen evakuasi sudah disiapkan. Keselamatan tetap utama," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya