Sapi dan Kerbau Warga Mukomuko Mati Gara-Gara Ngorok

Sedikitnya lima sapi dan satu kerbau milik warga mati gara-gara terkena penyakit ngorok.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2018, 15:03 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 15:03 WIB
Sapi di Jambi
Beternak sapi menjadi salah satu primadona sebagian warga Jambi. (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Mukomuko - Lima ternak sapi dan satu kerbau milik warga Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mati akibat terserang penyakit ngorok (Septeicaemia efizooticae).

"Sebanyak lima sapi dan satu kerbau itu ditemukan mati di dalam wilayah Desa Sungai Gading sekitar seminggu yang lalu," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Warsiman, Minggu, 11 Februari 2018, dilansir Antara.

Ia menyatakan, sebanyak lima sapi dan satu kerbau yang mati akibat terserang penyakit itu selama ini dilepasliarkan oleh pemiliknya di lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.

Maka itu, Dinas Pertanian setempat kesulitan untuk mendeteksi asal mula penularan penyakit tersebut ke sapi dan kerbau milik warga di wilayah tersebut. Namun, ia mengatakan, hewan ternak yang mati akibat terserang penyakit ngorok telah dikubur.

Selain itu, Warsiman mengatakan, instansinya telah menurunkan beberapa petugas Peternakan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di Kecamatan Penarik dan dari instansi itu.

 

 

Vaksinasi

Sapi di Jambi
Oleh sejumlah pemerintah kabupaten di Jambi, melepasliarkan sapi termasuk melanggar Perda. Bagi pelanggarnya bisa dikenai sanksi dan disidang. (Liputan6.com/B Santoso)

Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas peternakan setempat, sebanyak delapan ekor sapi dan kerbau milik warga di Desa Sungai Gading yang terserang penyakit ngorok. Sebanyak tiga ekor sapi di antaranya diobati, dua ekor sembuh, dan enam ekor mati.

Selain itu, Warsiman menyatakan telah melaksanakan vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit tersebut ke sapi dan kerbau yang berada di lokasi penemuan kasus sapi dan kerbau mati akibat terserang penyakit tersebut.

Ia menargetkan, sebanyak 1.000 ekor sapi dan kerbau yang berada dekat tempat kejadian peristiwa sapi dan kerbau mati akibat penyakit itu tervaksin. Realisasinya, ada 1.050 ekor sapi dan kerbau, atau kelebihan sebanyak 50 ekor.

Sementara ini, katanya, wilayah itu aman dari penyakit ngorok dan SE.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya