Liputan6.com, Garut - Puluhan orang yang tengah menunggu giliran nyoblos langsung buyar saat bom low explosive meledak dekat tempat pemungutan suara (TPS) di Kampus Unpad kelas jauh Garut, Jawa Barat. Puluhan orang terluka, bahkan empat di antaranya meninggal dunia.
Puluhan petugas keamanan yang berjaga langsung menyeterilkan keadaan, sementara para perawat di kampus Unpad yang tengah melakukan studi, langsung melakukan pertolongan pertama bagi korban. Kondisi cukup mencekam yang membutuhkan penanggulangan semua pihak.
Namun, kejadian itu merupakan buatan yang dilakukan KPUD Garut, polisi, dan warga kampus Fakultas Kesehatan Unpad Garut, dalam penyelamatan warga, saat pelaksanaan pemilu dan diteror bom.
Advertisement
Baca Juga
Puput Fitiriani KH, koordinator kegiatan itu, mengatakan simulasi penanggulan korban saat pelaksanaan pencoblosan Pileg dan Pilpres perlu dilakukan, sebagai upaya kehati-hatian, menghadapi pesta demokrasi pada 17 April nanti.
"Jadi, kita diajarkan untuk melakukan reaksi cepat ketika terjadi bencana, salah satunya bencana terjadinya bom," ujarnya, Senin (11/3/2019).
Dengan upaya itu, mampu diketahui bagaimana strategi menyelamatkan korban, termasuk upaya perawat dalam meminimalkan risiko banyaknya korban yang jatuh akibat serangan bom tersebut.
Etika Emaliyawati, perwakilan Departeman Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Fakultas Keperawatan Unpad Garut menambahkan, selain ancaman terjadinya kerusuhan saat Pilpres berlangsung, Garut merupakan daerah rawan bencana.
Dalam mata kuliah Keperawatan Bencana yang diberikan pihak kampus, terdapat simulasi penanganan bencana.
"Namun, simulasi saat ini dalam penanganan bencana sosial kaitannya dengan ancaman bom," ujar dia.
Dengan simulasi tersebut, diharapkan ada gambaran bagi mahasiswa dan masyarakat secara luas, untuk menyelematkan diri termasuk memberikan pertolongan bagi orang lain. Â
"Sekarang dengan adanya pemilu, bukan tidak mungkin akan adanya bencana seperti itu (ledakan bom)," ujar dia.
Peran Perawat Cantik
Dalam simulasi itu ada beberapa kejadian yang menjadi perhatian masyarakat. Salah satunya reaksi cepat tanggap, yang diberikan para perawat cantik lulusan kampus negeri tersebut ketika memberikan pertolongan pertama.
"Itu berlaku bagi semua baik korban yang meninggal maupun luka-luka," ujar Etika.
Bak dalam pemutaran film, dengan cekatan dan berani tanpa rasa takut, mereka memberikan pertolongan tanpa henti bagi para korban, mulai dari membawa korban kemudian masuk ke pos medis lapangan, hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit terdekat, yang dilakukan secara profesional.
Etika menambahkan, selain dalam lingkungan kampus, simulasi ini juga dilakukan di luar kampus, dengan upaya itu para mahasiswa menjadi terbiasa meningkatkan kewaspadaan, termasuk upaya pertama mereka dalam memberikan pertolongan.
"Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat luas juga bisa peduli, SADAR dan awas ketika terjadi bencana," pinta dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement