Saking Dinginnya Suhu Bandung, Siswa ke Sekolah Bawa Sarung

Suhu dingin yang makin ekstrem di Kertasari Kabupaten Bandung, memaksa siswa bawa sarung ke sekolah.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 18 Jul 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 15:00 WIB
Buruh petik teh
Sejumlah buruh petik teh di perkebunan di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, menyiangi tubuhnya sebelum beraktivitas. Hal ini dilakukan mengingat suhu di Kertasari lebih dingin dari biasanya. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Sudah dua pekan suhu dingin ekstrem melanda kawasan Bandung Selatan, terutama di Kecamatan Kertasari. Fenomena membekunya sebagian kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung itu terpantau makin ekstre dua hari terakhir ini.

Bahkan, suhu yang terasa terus menurun hingga titik minus. Kabar terbaru, suhu di Kertasari sekitar pukul 05.00 pagi tadi terpantau berada di 9 derajat celcius.

"Ketika masuk musim kemarau memang suhunya dingin terutama menuju subuh. Kalau di Google 12 derajat, tapi rasanya kurang dari itu. Bahkan kemarin pagi lebih dingin dari biasanya. Kondisi begini sudah dua minggu ini," kata Rudi Nurdiniansyah, warga dari Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, saat ditemui Liputan6.com, Kamis (18/7/2019).

Rudi yang berprofesi sebagai guru di SMA Muhammadiyah ini sering mendapat laporan dari siswa-siswinya soal suhu dingin di Kertasari. Para siswanya berasal dari desa di Kertasari yang ketinggiannya di atas 1.600 mdpl, mengeluhkan suhu dingin yang berbeda dari biasanya.

"Ya, jadi mereka mengeluh pada saya. Bilangnya, 'Pak, suhunya dingin lagi," kata Rudi menirukan ungkapan salah satu siswanya.

Akibat suhu dingin, lanjut Rudi, ada beberapa siswa yang datang terlambat. Bahkan, di antara mereka ada yang membawa sarung ke sekolah.

"Jadi yang tadinya masuk jam 7 jadinya jam 8. Karena untuk ke sekolah ini, mereka kan melewati suhu ekstrem. Kadang masih ada anak sekolah bawa sarung untuk menyelimuti tubuh mereka saking kedinginannya," kata Rudi.

Meski demikian, Rudi memaklumi sebagian tingkah siswanya menghadapi suhu ekstrem. Jangankan siswa, orangtua juga banyak yang beraktivitas lebih siang daripada biasanya.

"Jadi yang saya lihat, aktivitas masyarakat yang biasa dimulai dari subuh jadi datang agak siang atau sampai matahari menyinari. Tapi siang hari pun di sini terasa panas sekali," ujarnya.

Suhu dingin memang merupakan fenomena yang biasa terjadi menjelang musim kemarau. Peneliti Cuaca dan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat, Muhamad Iid Mujtahiddin mengatakan, suhu terdingin di puncak kemarau periode Juli ini mencapai rekor 16,4 derajat celcius.

Sedangkan di lokasi pos observasi geofisika Lembang yang berada di ketinggian 1.241 meter, tercatat 13,0 derajat Celcius pada 16 Juli 2019.

"Suhu yang dingin dalam beberapa hari terakhir di Bandung Raya maupun secara umum di Jawa Barat merupakan fenomena yang biasa atau wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau," kata Iid kepada Liputan6.com.

Untuk Jawa Barat, kata dia, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar pantura, kemudian bergerak ke arah selatan.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya