Kebiasaan Baik Mbah Masirin Jadi Penyelamat Saat Terpeleset di Gunung Lawu

Mbah Masirin terpeleset ketika mendaki Gunung Lawu. Dia tergeletak. Namun, dia akhirnya selamat. Usut punya usut, Mbah Masirin punya kebiasaan baik semasa hidupnya

oleh Ahmad Adirin diperbarui 09 Sep 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2019, 12:00 WIB
Di Balik Kisah Kakek Asal Blora yang Terpeleset saat Mendaki Gunung Lawu pada Bulan Sura
Beruntung, itulah yang dialami Mbah Masirin (81), warga Desa Wonosemi, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ketika mendaki Gunung Lawu. (Liputan6.com/Ahmada Adirin)

Liputan6.com, Blora - Mbah Masirin (81), warga Desa Wonosemi, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah terbilang beruntung. Dirinya ditemukan tergeletak oleh pencari rumput di tengah hutan Sabrangan Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura) Gunung Lawu pada hari Sabtu, 7 September 2019 kemarin.

Usut punya usut, Mbah Masirin bisa sampai di lokasi itu hendak mendaki Gunung Lawu. Kemudian di tengah perjalanan, dirinya terpeleset dari ketinggian sekitar 20 meter dan tergeletak dalam keadaan masih sadar.

"Mbah Masirin terpeleset dan terjungkur (glundung) dari ketinggian 20 meteran waktu akan mendaki di Gunung Lawu," ujar Surat (45), putra mbah Masirin, Minggu, 8 September 2019.

Dia mengatakan, Sabtu lalu, usai mendapatkan kabar tentang Mbah Masirin, dirinya bersama istri dan kepala desa Wonosemi bergegas menjemput orangtuanya.

"Kita jemput ke Karanganyar, karena Mbah Masirin setelah kabar itu tersiar, kemudian diajak orang sini yang menetap di sana," kata Surat.

Dia menambahkan, untuk mendaki, Mbah Masirin hanya membawa perbekalan beberapa pakaian dan sebungkus mi instan. Menurutnya, saat ini orangtuanya dalam kondisi baik.

"Alhamdulillah, tidak apa-apa. Itu mi instannya yang dibawa sejak kemarin masih utuh tidak dimakan. Memang kebiasaan Mbah Masirin jika tiap bulan Sura (Muharrom) mendaki untuk nyepi di sana," tambahnya.

Kebiasaan Mbah Masirin tiap bulan Sura ini merupakan aktivitas yang dilakoninya sejak masih muda. Hebatnya, kakek ini jalan kaki selama tiga hari tidak makan dan tidak minum.

 

Selalu Mendoakan Orang

Jalur Singolangu, Gerbang Pendakian Gunung Lawu
Jalur Singolangu, Gerbang Pendakian Gunung Lawu (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Mbah Masirin merupakan kakek tua yang saat ini diketahui kondisinya masih sehat. Hal itu terungkap dari cerita Mbah Masirin kepada Ustaz Mustain (37), salah seorang warga setempat usai menjenguknya.

"Sabtu malam sekitar jam 22.00 WIB, Mbah Masirin baru sampai rumah. Ceritanya sih pas usai terpeleset (glundung) itu dirinya minta minum di pos sampai habis 3 botol besar," ujarnya menceritakan kepada Liputan6.com, Minggu 8 September 2019.

Dia mengatakan, Mbah Masirin mempunyai kebiasaan baik dan unik, yakni setiap kali sengaja menemui orang dan selalu mendoakannya.

"Mbah Masirin itu sejak saya masih kecil sampai sekarang, tiap kali ketemu orang-orang baru, selalu mendoakan. Biasanya Mbah Masirin mendoakan surah Al Fatihah," ungkap ustaz penghafal (tahfiz) Alquran itu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya