Saat Pemerintah di Pantura Jabar Kompak Lawan Covid-19

Pandemi corona covid-19 menjadi tanggung jawab pemerintah bersama untuk mencegah dan menyembuhkan masyarakat yang sudah terpapar termasuk di Pantura Jawa Barat.

oleh Panji Prayitno diperbarui 21 Mar 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2020, 13:00 WIB
Pemerintah di Pantura Jabar Kompak Lawan Covid-19
Rapat koordinasi pemerintah se Ciayumajakuning menyatakan komitmen bersama mencegah penyebaran virus dan mengatasi pasien covid-19 di Pantura Jawa Barat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Bertambahnya sebaran corona covid-19 di Indonesia membuat jajaran pemerintah daerah di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) menggelar pertemuan.

Dari pertemuan tersebut mereka sepakat untuk tidak saling membebani pemerintah dalam menangani pasien covid-19. Pemerintah daerah di Ciayumajakuning sepakat untuk bersatu melawan covid-19.

"Sengaja jajaran dinkes Ciayumajakuning ini untuk membuat pemetaan dan kesepahaman bersama untuk saling bantu menangani wabah corona ini," kata Wakil Wali Kota Cirebon Ety Herawati saat memimpin jalannya pertemuan, Kamis (19/3/2020).

Pantauan di lokasi, perwakilan dinkes hinggga rumah sakit baik swata maupun pemerintah se-Ciayumajakuning hadir. Mereka sepakat untuk saling bahu-membahu dalam mengatasi pandemi corona ini.

Diketahui ada dua skenario yang akan dijalankan dalam upaya mencegah dan menangani pasien Covid-19 di Pantura Jabar baik yang status ODP, PDP, hinggga positif.

Skenario pertama, jika jumlah pasien masih dalam batas bisa ditangani, sejumlah rumah sakit di Ciayumajakuning menyatakan siap membuka ruang isolasi baru.

Sedangkan skenario kedua, jika jumlah pasien semakin meningkat hingga ruang isolasi yang tersedia tidak menampung. Pemkot Cirebon akan menggunakan gedung Pusdiklatpri sebagai rumah sakit lapangan atau ruang isolasi darurat.

"Itu kemungkinan terburuk ya jangan sampai terjadi dan kita saling bantu jika misal di Indramayu kurang tenaga medis di Cirebon bisa ke sana. Yang penting tidak menitik beratkan penanganan covid-19 itu selalu di RS Gunung Jati saja yang sudah jadi rujukan. Idealnya semua rumah sakit harus ada ruang isolasi dan Alhamdulillah semua rumah sakit akan menambah ruang isolasi nya," kata Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto.

Rujukan Terintegrasi

Pemerintah di Pantura Jabar Kompak Lawan Covid-19
Seluruh rumah sakit di Pantura Jawa Barat akan menggunakan sitem rujukan terintegrasi untuk mengatasi warga yang terpapar covid-19. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dia menjelaskan, hasil pertemuan tersebut hampir semua teknis penanganan pasien covid-19 di Ciayumajakuning sepakat untuk ditangani bersama.

Dalam situasi ini seluruh rumah sakit di Ciayumajakuning menggunakan sistem rujukan terintegrasi (Sisrute).

Baik rumah sakit swasta maupun milik pemerintah, seluruh petugas medisnya bisa melakukan praktik dimana pun dalam upaya menyembuhkan pasien covid-19.

"Terkait surat izin praktik itu bisa kondisional nanti kepala dinas se-Ciayumajakuning yang buat toh dalam kondisi darurat wabah ini tidak perlu SIP cukup lampirkan nama petugas yang akan praktik di rumah sakit dalam rangka menangani pasien covid-19," ujar Edy.

Edy menyebutkan, jumlah ODP di Kota Cirebon saat ini bertambah dari sebelumnya delapan orang menjadi 13 orang. Warga ODP tersebut diketahui merupakan TKI yang baru datang ke Cirebon.

Untuk warga PDP tercatat enam orang dan sedang dirawat di RSD Gunung Jati. Dari jumlah itu, empat orang warga Kabupaten Cirebon dan orang warga Kota Cirebon.

"Sedangkan yang satu positif warga Kabupaten Cirebon," sebut dia.

Sebagian besar rumah sakit di Ciayumajakuning menyatakan akan membuka maupun menambahkan ruang isolasi baru.

Dengan kapasitas ruangan disesuaikan oleh kondisi bangunan rumah sakit. Edy menyebutkan, di Kota Cirebon sendiri RSD Gunung Jati akan menambah 30 ruang isolasi, RS Ciremai akan menambahkan enam ruangan isolasi.

"Itu baru di kota belum di Kabupaten Cirebon yang puskesmasnya banyak ditambah Indramayu, Majalengka, Kuningan kemudian rumah sakit milik Pemprov Jabar akan menambah ruang isolasi. Yang penting pasien dirawat diisolasi rumah sakit dan tertangani baik," ujar dia.

Dari kondisi tersebut, kata Edy, tidak menutup kemungkinan akan merekruit tenaga medis baru diutamakan masih muda.

Edaran Bupati Cirebon

Pemerintah di Pantura Jabar Kompak Lawan Covid-19
Dari hasil pertemuan itu menyatakan seluruh rumah sakit di Pantura Jawa Barat siap membuka ruang isolasi baru. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

"Kami tidak mungkin menarik petugas puskesmas karena tingkat kunjungan di puskesmas sudah sampai 300 orang per hari dan keluhannya panas semua bisa dibayangkan toh dan padahal belum tentu covid-19. Dokter dan petugas puskesmas pastinya kelelahan kalau ditambah pekerjaan menangani pasien di rumah sakit," kata Edy.

Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni mengatakan, sejumlah rumah sakit di wilayah Kabupaten Cirebon siap membuka ruang isolasi baru.

Seperti rumah sakit Muhammadiyah Cirebon menambah 10 ruangan, RSUD Waled 15 ruangan, RSUD Arjawinangun 12 ruangan serta RSUP paru sebanyak 4 ruangan.

"Penambahan ruang isolasi disiapkan sebagai langkah antisipasi kita dari hal-hal yang tidak terduga," ujar dia.

Enny menambahkan, saat ini RSUD Waled menerima 3 orang PDP dan belum mengetahui hasil pemeriksaan dari ketiga orang tesebut.

"Dua dari tiga orang dalam pengawasan itu baru pulang dari Bali dan satu kelompok dari 2 PDP ini masuk dalam pemantauan sebanyak 41 orang. Dua orang yang baru pulang dari Bali merasakan panas, batuk dan pilek," sebut dia.

Dari tiga orang yang PDP tersebut satu pasien susah dilakukan swab dan sampelnya sudah dikirimkan ke Litbangkes Kemenkes.

"Dari jumlah 11 orang yang PDP sudah pulang 3 orang dan satu orang meninggal. Meninggalnya itu bukan disebabkan oleh corona karena terdapat kekebalan tubuh yang turun ditambah gagal ginjal terus satu orang yang positif kondisinya semakin membaik," tuturnya.

Sementara itu, jumlah ODP dalam saat ini 122 orang dan sedang dikarantina serta wajib tinggal di rumah untuk menghindari kontak langsung dengan masyarakat lain. Dari total jumlah tersebut, di antaranya 41 orang sudah dilakukan pengambilan swab karena kontak langsung dengan pasien yang positif.

"Pasien yang dalam pengawasan tercatat sebanyak 11 orang," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya