Klaster Mengerikan Covid-19 Ijtima Gowa di Banyumas

Husein juga menjelaskan anomali pada kasus COVID-19 yang menjangkit jamaah ijtima Gowa. Jika pada umumnya masa inkubasi hanya 14 hari, pada kasus ini lebih dari tiga minggu

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 20 Apr 2020, 03:30 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 03:30 WIB
Bupati Banyumas Achmad Husein memimpin rapat koordinasi membahas penanganan wabah COVID-19 di kompleks Pendapa Sipanji. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)
Bupati Banyumas Achmad Husein memimpin rapat koordinasi membahas penanganan wabah COVID-19 di kompleks Pendapa Sipanji. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Liputan6.com, Banyumas - Kabupaten Banyumas menghadapi akhir pekan yang berat. Setelah tensi menurun bersama kabar baik kesembuhan pasien COVID-19, tiba-tiba publik dikejutkan ledakkan klaster baru, yakni klaster Kober yang dipicu peserta ijtima dunia zona Asia di Gowa, Sulsel.

Klaster Kober sempat memicu kepanikan karena muncul dari jamaah ijtima Gowa. Klaster Kober dipicu satu orang jamaah ijtima. Dari satu orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini, tim medis menemukan 40 orang yang kontak erat dengan pasien.

Tim medis kemudian menjalankan rapid test terhadap 40 orang peserta ijtima Gowa itu. Hasilnya, 10 orang positif. Mereka kemudian diisolasi di rumah sakit.

"Sekarang Kober sudah terkendali dengan baik," kata Bupati Banyumas, Achmad Husein melalui video yang dirilis Sabtu (18/4).

Klaster Kober hanya satu dari 61 jamaah ijtima yang terdeteksi. Maka tim survei epidemiologi mengejar 60 jamaah yang lain beserta orang-orang yang menjalin kontak erat dengan masing-masing jamaah.

Tim medis menemukan satu orang jamaah dari Kedungwringin, Kecamatan Patikraja yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Pasien ini semula tidak terbuka perihal riwayat perjalanan ke Gowa. Ia mengaku ikut ijtima Gowa setelah hasil tes swab keluar. Dari hasil pelacakan, tim medis menemukan 17 orang yang kontak erat dengan pasien ini.

"17 kontak dekat di-rapid test, alhamdulillah hasilnya negatif," ujar Husein.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Penelusuran Peserta Ijtima Gowa

Bupati Banyumas, Achmad Husein bersama beberapa jamaah ijtima Gowa yang negatif rapid test mengimbau agar tidak menstigma para jamaah ijtima Gowa melalui video yang dirilis Minggu (19/4). (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Rudal Afgani)
Bupati Banyumas, Achmad Husein bersama beberapa jamaah ijtima Gowa yang negatif rapid test mengimbau agar tidak menstigma para jamaah ijtima Gowa melalui video yang dirilis Minggu (19/4). (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Rudal Afgani)

Tim survei melanjutkan penelusuran jemaah ijtima Gowa. Pada Jumat (17/4), 192 orang terdiri atas jamaah dan kontak dekatnya dites cepat.

"Hasilnya 16 orang positif rapid test," tutur Husein.

Pada Sabtu (18/4), tim medis memeriksa 80 orang. Hasilnya lima positif rapid test.

"Ini selesainya seluruh laporan yang kami terima yang pergi ke Gowa," kata dia.

Lima orang ini antara lain berasal dari Desa Kesegeran Kecamatan Cilongok sebanyak dua orang. Dua orang ini tinggal serumah.

Berikutnya masing-masing satu orang dari Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara, Desa Kalisube Kecamatan Banyumas, dan Desa Karangtalun Kidul Kecamatan Purwojati.

Kluster yang dipicu jamaah ijtima Gowa merupakan klaster paling kompleks di antara sembilan kluster lain. Sembilan kluster ini terkendali dengan cepat karena jumlah pemicu dan kontak terbatas.

Selain itu sebaran wilayahnya juga relatif sempit. Berbeda dengan klaster Gowa yang jumlahnya banyak dan tersebar di berbagai wilayah.

Sembilan klaster tersebut kini telah terkendali. Sembilan kluster itu antara lain Klaster Purwokerto Lor Kecamatan Purwokerto Timur, Kracak Ajibarang, Kemiri Sumpiuh, Bantuanten Cilongok, Karangklesem Purwokerto Selatan, Sumampir Purwokerto Utara, Arcawinangun Purwokerto Timur, Kober Purwokerto Barat, dan Kadungwringin Patikraja.

Anomali Masa Inkubasi Virus Corona

Bupati Banyumas Achmad Husein bersama jajaran pejabat menggelar razia masker di Simpang Masjid, beberapa hari lalu. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)
Bupati Banyumas Achmad Husein bersama jajaran pejabat menggelar razia masker di Simpang Masjid, beberapa hari lalu. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Husein juga menjelaskan anomali pada kasus COVID-19 yang menjangkit jamaah ijtima Gowa. Jika pada umumnya masa inkubasi hanya 14 hari, pada kasus ini lebih dari tiga minggu.

Hal ini diketahui dari kepulangan jamaah ijtima pada tanggal 14 dan 15 Maret 2020. Dari hasil pantauan, hingga 14 hari atau sampai tanggal 31 Maret, mereka tidak menunjukkan gejala apapun.

"Baru tanggal 8 April ada gejala, yaitu yang di Kober dan Patikraja," ujar dia.

Inilah yang menjadi alasan kenapa Husein baru menangani jamaah ijtima Gowa saat ini. Ia membantah bertindak lamban mengatasi kluster ijtima Gowa.

"Kami sudah menjalankan protokol begitu mereka tiba di Banyumas, yaitu mengukur suhu tubuh dengan termometer gun," kata dia.

Sementara pada video yang dirilis Minggu (19/4), Husein mengumumkan dua pasien yang sembuh. Pertama perempuan 72 tahun dari Bantuanten, Cilongok. Kedua laki-laki 53 tahun dari Kelurahan Karangklesem Purwokerto Selatan.

"Sekarang sudah pulang," ujar dia.

Husein juga mengumumkan satu PDP positif dari Sokaraja Kidul Kecamatan Sokaraja. Pasien laki-laki 34 tajun ini baru pulang dari Bandung.

"Dia PNS Ajunrem, riwayat perjalanan diklat pulang dari Bandung langsung sakit dan sekarang dirawat di RS TNI Wijayakusuma," kata Husein.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya