Kisah Cinta Sehidup Semati di Sragen, Istri Meninggal Saat Suami Dimakamkan

Saat suami yang meninggal dunia akibat Covid-19 siap dimakamkan, istri menyusul sang belahan jiwa di RS

diperbarui 01 Jul 2021, 03:30 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 03:30 WIB
Taburan bunga di sebuah makam di Adiaraja, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Taburan bunga di sebuah makam di Adiaraja, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sragen - Kisah cinta hidup semati terjadi di Sragen, Jawa Tengah. Bahkan, itu terjadi pada dua pasangan suami istri, di dua tempat berbeda, Gemolong dan Masaran.

Pasangan suami-istri (Pasutri) di wilayah Kecamatan Gemolong, Sragen, meninggal di hari yang sama, Minggu (27/6/2021).

Sang suami diketahui merupakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sedangkan hasil swab test istrinya negatif. Pasutri itu menikah kurang dari setahun yang lalu.

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi melalui Kapolsek Gemolong, Sragen, AKP I Ketut Putra, mendapat laporan dari anggota yang bertugas di lokasi kejadian. Si suami yang kemudian meninggal dunia, SH, 48, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab PCR dan selanjutnya isolasi mandiri di rumahnya.

“SH diketahui meninggal pada pukul 13.30 WIB. Saat itu Pak Lurah hendak memberikan bantuan sembako kepada SH dan istrinya yang isolasi mandiri berdasarkan hasil swab test mandiri pada 23 Juni 2021. Hasil swab test itu menunjukkan SH terkonfirmasi positif dan ES negatif dengan gejala batuk dan pilek. Mereka tinggal satu rumah tetapi beda kamar,” ujarnya, dikutip Solopos.com.

I Ketut melanjutkan Pak Lurah mendampati rumah SH tertutup dan ketika dipanggil-panggil tidak ada jawaban. Kemudian pintu dibuka paksa dan dicek isi rumah. Pak Lurah ini mendapati SH terlentang di tempat tidur dalam keadaan meninggal dunia dan istri di kamar berbeda dalam keadaan sadar.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Istri Meninggal di RS Moewardi Solo

Ilustrasi bunga mawar merah (Sumber:Pixabay)
Ilustrasi bunga mawar merah (Sumber:Pixabay)

“Mendapati hal tersebut Pak Lurah menghubungi Polsek Gemolong dan petugas kesehatan. Selanjutnya pada pukul 13.40 WIB, istri SH dilarikan ke RS Assalam Gemolong dan selanjutnya dirujuk ke RSUD dr. Moewardi Solo,” jelasnya.

I Ketut menerangkan dari hasil pemeriksaan tubuh SH dinyatakan sudah dalam keadaan meninggal dunia dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh SH. Selanjutnya jenazah SH, kata dia, dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Seorang warga setempat, Sukino, menyampaikan SH diperkirakan meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB karena saat ditemukan kondisi jenazah sudah kaku. Setelah selesai pemulasaraan jenazah secara protokol kesehatan, kata dia, jenazah hendak dimakamkan ke permakaman umum.

“Nah, saat jenazah SH diberangkatkan terdapat informasi bahwa istrinya, ES, juga meninggal dunia di RSUD dr. Moewardi Solo pada pukul 14.20 WIB. Setelah melalui proses pemulasaraan di Solo, jenazah ES dimakamkan pada Senin (28/6/2021) pukul 02.30 WIB,” ujarnya.

Camat Gemolong, Sragen, Kurniawan, membenarkan peristiwa itu dan kejadian itu sudah dilaporkan ke pimpinannya. Kurniawan menyampaikan bila untuk status istri SH masih menunggu hasil swab PCR.

 

Sehidup Semati Pasutri di Masaran

Menggunakan Masker Kelopak Mawar
Ilustrasi Bunga Mawar Credit: pexels.com/pixabay

Kisah mengharukan cinta sampai mati juga terjadi di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, akhir pekan lalu. Suami dan istri meninggal dunia hanya selang sehari.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (29/6/2021), sang suami yang juga tokoh masyarakat Desa Pilang, PN, 69, meninggal dunia pada Jumat (26/6/2021) malam. Ia sempat dibawa ke salah seorang dokter di Masaran.

Oleh dokter itu, PN disarankan dibawa ke puskesmas terdekat karena semua rumah sakit di Sragen sedang penuh. Sesampainya di puskesmas, ternyata PN membutuhkan bantuan oksigen.

Sayang sekali, stok oksigen di puskesmas itu habis. Selanjutnya, ia dilarikan ke PKU Muhammadiyah Masaran. Namun, ia keburu meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

“Dia [PN] dimakamkan pada Sabtu [27/6/2021] pagi tanpa protokol kesehatan karena belum diketahui apakah almarhum positif Covid-19 atau tidak,” jelas tokoh masyarakat Desa Pilang yang juga anggota DPRD Sragen, Sugiyamto, kepada Solopos.com.

Seusai PN dimakamkan, kondisi kesehatan istri PN, SI, 61, menurun. Oleh warga, SI dilarikan ke RS Mardi Lestari Sragen. Sebelum diperiksa, ia terlebih dulu menjalani swab. Hasilnya, ternyata SI positif Covid-19.

 

Istri Meninggal Selang Sehari

Setelah dirawat beberapa saat, kondisi kesehatan sang istri makin menurun. Karena keterbatasan alat kesehatan, SI akhirnya mau dirujuk ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Namun, sebelum sampai di RSUD Sragen, nyawa SI sudah tidak terselamatkan pada Sabtu malam.

“Jadi Sabtu suaminya dimakamnya tanpa protokol kesehatan, Minggunya, sekitar pukul 11.00 WIB, giliran istrinya yang dimakamkan dengan protokol kesehatan dengan melibatkan teman-teman relawan,” terang Sugiyamto.

Untuk diketahui, rumah PN berada tak jauh dari Balai Desa Pilang. Sebelumnya, sudah ada tujuh warga setempat yang positif corona, termasuk sekretaris desa atau carik desa setempat.

Balai Desa Pilang sudah disemprot dengan disinfektan pada Kamis (24/6/2021) lalu. Setelah kematian pasangan suami istri itu, Sugiyamto memerintahkan semua rumah-rumah warga disemprot disinfektan.

“Yang terpenting adalah bagaimana warga mau taat dan patuh pada protokol kesehatan. Sebab, saya lihat masih banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan. Mereka salat di masjid tanpa masker dan tanpa menjaga jarak, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Mudah-mudahan dengan kejadian ini bisa menyadarkan warga akan pentingnya protokol kesehatan,” papar Sugiyamto.

Dapatkan berita Solopos.com lainnya di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya