Liputan6.com, Semarang - Desa Rogomulyo di Kabupaten Semarang Jawa Tengah (Jateng), memiliki potensi sumber daya alam yang sangat berlimpah. Salah satunya adalah produksi bambu hitam.
Banyak sekali warga yang menjadi pengrajin bambu hitam di desa tersebut, yang menggerakkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Sehingga membludaknya produk berupa kerajinan dan perangkat rumah tangga, berbahan dasar bambu hitam. Barang-barang tersebut berupa nampan, asbak, tempat tisu, hingga lampu hias.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan pada tahun 2020, manajemen UMKM mulai dirintis dengan dukungan program Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa (P2HD). Akhirnya terbentuknya UMKM Desa Rogomulyo Semarang, yang bernama Dheling Arts.
UMKM tersebut beranggotakan pemuda-pemuda yang berasal dari desa tersebut, yang memiliki kecintaan terhadap proses pembuatan kerajinan dari bambu hitam.
Sayangnya, Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak dikelola dengan baik, sehingga warga hanya memasarkan produk bambu di kampung sendiri.
Kendala tersebut akhirnya didengar oleh tim dosen dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang (UNNES). Yakni, M Ikhwan Rosyidi, Rahayu Puji Haryanti, Thohiriyah, Ruly Indra Darmawan dan mahasiswanya, Yuni Dwi Susanti.
Mereka langsung meninjau Desa Rogomulyo Semarang dan memberikan solusi, untuk manajemen dari pemasaran produk kerajinan bambu hitam yang kurang maksimal.
Sukadi, Ketua Kelompok Dheling Arts mengatakan, permasalahan produk mereka hanyalah di pemasaran. Mereka pun sudah memasarkan produk melalui media sosial (medsos) Facebook milik salah satu anggotanya, dengan ala kadarnya.
“Saya sendiri tidak bisa memakai komputer, karena hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) saja,” ucapnya, Rabu (27/10/2021).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pelatihan Luring
Beberapa pelatihan pun diberikan, untuk mengatasi masalah tersebut. Pelatihan digelar secara luring selama dua kali, dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat
Pelatihan pertama diberikan, yakni tentang pembuatan iklan dan profil produk, menggunakan aplikasi Canva. Sehingga produksi mereka akan lebih menarik minat konsumen, secara daring.
Salah satu tim Dosen UNNES Thohiriyah menuturkan, keterampilan desain iklan terutama copywriting, sangatlah penting.
“Kami memberikan pengetahuan tentang bahasa iklan yang menarik, serta desain gambar yang atraktif untuk materi iklan produk,” ungkapnya.
Tim dosen dan mahasiswa UNNES tersebut juga memberikan pelatihan, tentang penggunaan marketplace sebagai sarana penjualan daring.
Advertisement
Latih Anggota UMKM
Di mana, marketplace sangat penting untuk menunjang pemasaran di era digital karena cakupannya luas dan hemat biaya.
Selain pelatihan luring, tim dosen dan mahasiswa UNNES juga memfasilitasi forum daring, untuk pendampingan UMKM Dheling Art dalam hal pengemasan. Aktivitas meliputi konsultasi desain, hingga proses cetak dari kemasan.
Anggota Tim Dosen UNNES M Ikhwan Rosyidi mengungkapkan, desain kemasan yang menarik, akan mampu menarik konsumen dan menjamin keamanan produk dalam proses pengiriman.
“Oleh karena itu, desain kemasan harus didesain dengan baik dan apik,” ujarnya.
Dengan mengikuti pelatihan tersebut, lanjutnya, diharapkan UMKM Dheling Arts sebagai perwakilan dari warga Desa Rogomulyo dapat meningkatkan omset.
Terutama dari penjualan kerajinan bambu hitam dan dapat lebih memperkenalkan kelebihan desa tersebut, tidak hanya pada skala nasional, tetapi juga internasional.